Kerusakan akibat gempa bumi di Afghanistan timur. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 1 September 2025 12:42
Kabul: Jumlah korban tewas gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 di Afghanistan timur dekat perbatasan Pakistan melonjak drastis, dari laporan awal di angka sembilan menjadi 250 per hari Senin, 1 September 2025, menurut keterangan otoritas setempat.
Gempa terjadi di provinsi pegunungan Kunar pada Minggu malam pukul 23.47 waktu setempat, dengan pusat gempa berlokasi 27 kilometer timur laut kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar, menurut Survei Geologi AS (USGS). Kedalaman gempa hanya 8 kilometer. Gempa dangkal umumnya menyebabkan kerusakan lebih besar.
Sekitar 20 menit kemudian, gempa susulan berkekuatan magnitudo 4,5 kembali mengguncang wilayah yang sama.
Hingga saat ini, tim penyelamat masih menyisir reruntuhan rumah untuk mencari korban selamat.
“Jumlah korban jiwa dan luka sangat tinggi, tetapi karena wilayah ini sulit dijangkau, tim kami masih berada di lokasi,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan di bawah kendali kelompok Taliban, Sharafat Zaman, seperti dikutip dari Guardian.
Otoritas penanggulangan bencana di Provinsi Kunar menyebutkan setidaknya 250 orang tewas dan 500 lainnya terluka di distrik Nur Gul, Soki, Watpur, Manogi, dan Chapadare.
Sementara itu, pejabat komunikasi Provinsi Nangarhar, Sediqullah Quraishi Badloon, menyebut ada sembilan korban tewas di wilayahnya, menurut laporan New York Times.
Ratusan korban luka telah dibawa ke rumah sakit, kata Najibullah Hanif, kepala informasi provinsi. Jumlah korban diperkirakan terus meningkat seiring masuknya laporan dari daerah terpencil yang minim akses jalan.
Jalalabad, kota perdagangan penting di dekat perbatasan Pakistan, memiliki sekitar 300.000 penduduk menurut data pemerintah kota, meski kawasan metropolitannya diyakini jauh lebih besar. Sebagian besar bangunannya berlantai rendah dengan material beton, batu bata, atau campuran tanah liat dan kayu yang rentan runtuh saat diguncang gempa.
Tim penyelamat bekerja di berbagai distrik provinsi pegunungan yang terdampak parah, di mana rumah-rumah berbahan lumpur dan batu rata dengan tanah, dekat perbatasan wilayah Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Afghanistan rentan terhadap gempa mematikan, terutama di pegunungan Hindu Kush tempat pertemuan lempeng tektonik India dan Eurasia.
Tahun lalu, rangkaian gempa di wilayah barat menewaskan lebih dari 1.000 orang, menyoroti kerentanan salah satu negara termiskin di dunia terhadap bencana alam.
Pada 7 Oktober 2023, Afghanistan juga dilanda gempa magnitudo 6,3 disertai sejumlah gempa susulan kuat. Pemerintah Taliban saat itu memperkirakan lebih dari 4.000 orang tewas, sementara PBB mencatat sekitar 1.500 korban jiwa. Itu menjadi bencana alam paling mematikan di Afghanistan dalam catatan sejarah.
Baca juga: Sembilan Orang Tewas akibat Gempa Bumi di Afghanistan Timur