Tinjau Dapur MBG di Aceh, Wamen BKKBN Pastikan Kualitas Makanan Bergizi

Wamen BKKBN, Isyana Bagoes Oka, meninjau langsung pelaksanaan Program MBG di Dapur SPPG di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Dokumentasi/ Istimewa

Tinjau Dapur MBG di Aceh, Wamen BKKBN Pastikan Kualitas Makanan Bergizi

Fajri Fatmawati • 9 October 2025 16:21

Banda Aceh: Wakil Menteri Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Isyana Bagoes Oka, meninjau langsung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Ie Masen Kayee Adang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan penerapan prosedur dalam program yang menjadi prioritas nasional tersebut.

Isyana menegaskan Program MBG tidak hanya ditujukan bagi anak sekolah, tetapi juga bagi kelompok rentan gizi.

“Kami mengalokasikan 10% dari setiap SPPG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Pencegahan stunting paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak bayi dalam kandungan,” kata Isyana di Banda Aceh, Kamis, 9 Oktober 2025.
 

Baca: Puluhan Siswa SDN di Tawangmangu Diduga Keracunan MBG
 
Isyana mengungkapkan optimismenya angka stunting Indonesia akan terus menurun berkat program yang menyasar kelompok prioritas ini. "Dari 2023 ke 2024 sudah turun, dan saya optimis di 2025 akan lebih turun lagi karena ada program-program yang tepat sasaran," jelas Isyana.

Untuk memastikan kualitas makanan, Isyana menyoroti pentingnya Sertifikat Layak Higienis dan Sanitasi (SLHS) dari Kementerian Kesehatan bagi setiap dapur SPPG. Hal ini menjadi perhatian bersama dengan DPR RI Komisi IX. "Semua bentuk MBG untuk ibu hamil dan menyusui harus diperhatikan betul kebersihan dan kesehatannya. Karena itu, SPPG harus memiliki SLHS," tegas Isyana.

Isyana menyaksikan langsung penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP). Ia menilai proses pengolahan di dapur tersebut sudah cukup baik, termasuk dalam hal pemisahan bahan dan waktu memasak. “Untuk sayur, mereka mulai masak pukul 03.30 pagi. Setelah matang, tidak langsung ditutup agar tidak mudah basi, melainkan didinginkan dulu baru dikemas,” ucap Isyana.

Wamen Isyana menekankan, pemantauan langsung di setiap SPPG merupakan kunci keberhasilan. “SOP sudah ada, yang terpenting sekarang adalah bagaimana SOP itu dijalankan dengan benar agar makanan yang diterima oleh siswa, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita benar-benar bergizi dan aman,” ujar Isyana.


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)