Puluhan Orang Ditahan dalam Bentrokan Pro dan Anti-Pemerintah Serbia

Polisi Serbia saat menghalau aksi demo. Foto: EFE-EPA

Puluhan Orang Ditahan dalam Bentrokan Pro dan Anti-Pemerintah Serbia

Muhammad Reyhansyah • 15 August 2025 14:22

Novi Sad: Polisi Serbia menahan hampir 50 orang dan melaporkan puluhan korban luka akibat bentrokan antara  Pro-Pemerintah dan Anti-Pemerintah di berbagai wilayah, menyusul lebih dari sembilan bulan demonstrasi damai menentang pemerintahan populis Presiden Aleksandar Vucic.

Kerusuhan terparah terjadi pada Rabu, 13 Agustus 2025 malam di Novi Sad, kota di utara Serbia, ketika pendukung Partai Progresif Serbia (SNS) melemparkan suar ke arah pengunjuk rasa anti-pemerintah yang melintas di depan kantor partai. Rekaman video memperlihatkan kedua kubu saling melempar batu dan botol di tengah kepulan asap. Seorang petugas keamanan militer di kantor SNS bahkan menembakkan senjata ke udara, mengaku terancam keselamatannya.

Menteri Dalam Negeri Ivica Dacic mengatakan aksi dan bentrokan terjadi di sekitar 90 lokasi di seluruh negeri pada malam yang sama. Bentrokan serupa juga dilaporkan sehari sebelumnya.

Komisioner Perluasan Uni Eropa, Marta Kos, menyampaikan keprihatinan di platform X dan dikutip PBS News, Jumat, 15 Agustus 2025, menyebut laporan kekerasan ini “sangat mengkhawatirkan” dan menegaskan bahwa kemajuan menuju keanggotaan UE memerlukan kebebasan warga untuk menyampaikan pendapat dan kebebasan pers tanpa intimidasi.

Vucic, yang dituduh membatasi kebebasan demokrasi serta membiarkan kejahatan terorganisir dan korupsi, membantah semua tuduhan tersebut. Di Beograd, polisi antihuru-hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, sekaligus membentuk barikade di sekitar kamp sementara para pendukung Vucic di depan gedung kepresidenan.

Dacic menuduh pengunjuk rasa menyerang loyalis partai penguasa dan berjanji akan memberi sanksi kepada pelanggar hukum. Sementara itu, mahasiswa universitas yang memimpin aksi menuding pihak berwenang memprovokasi bentrokan untuk “memicu perang saudara”. Kelompok informal Students in Blockade menyatakan bahwa polisi melindungi pendukung pemerintah yang melempar batu dan menyalakan suar ke arah massa.

Aksi protes ini bermula pada November lalu, setelah atap kanopi stasiun kereta yang baru direnovasi runtuh di Novi Sad, menewaskan 16 orang. Tragedi tersebut memicu tuduhan korupsi dalam proyek infrastruktur milik negara.

Para pengunjuk rasa kini menuntut Vucic mengadakan pemilihan parlemen lebih awal, namun ia menolak. Serbia secara resmi tengah mengupayakan keanggotaan UE, tetapi tetap menjalin hubungan erat dengan Rusia dan Tiongkok.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)