Warga Surabaya Rayakan HUT RI dengan Lomba Unik

Surabaya: Suasana hangat penuh tawa membalut halaman HP Regency di Jalan Kemlaten XII, Kelurahan Kebraon, Surabaya. Sejak awal Agustus, warga RT 02 RW 07 telah memulai rangkaian lomba untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, yang puncaknya akan digelar pada 16 Agustus nanti.

Bukan hanya anak-anak yang menjadi pusat perhatian, para orang tua, baik ibu-ibu maupun bapak-bapak juga terlibat aktif dalam kegiatan 17 Agustus 2025. Mereka tidak sekadar memeriahkan, tetapi menjadikan kegiatan ini sebagai ajang memperkuat kekompakan, memupuk rasa nasionalisme, dan mempererat keguyuban antarwarga.
 

Baca: Calon Paskibraka Gelar Latihan Jelang Upacara HUT ke-80 RI

Dari sekian lomba, estafet tepung menjadi primadona. Menggunakan kardus panjang sebagai alat, peserta harus memindahkan tepung dari satu ujung ke ujung lain tanpa tumpah. Fokus dan kepekaan benar-benar diuji, apalagi di tengah sorakan dan tawa penonton yang membuat suasana semakin pecah.

Keseruan tidak berhenti di sana. Lomba make up pasangan dengan mata tertutup memancing gelak tawa, karena hasilnya sering tak terduga. Sementara lomba jepit balon nyunggih tempe dan estafet corong air membuat peserta harus memadukan kecepatan, dan ketelitian.

Anak-anak pun tak kalah bersemangat. Mereka berlaga di lomba kelereng, tiup bola dalam gelas, topi capil cekurukuk, rebut kursi, hingga goyang bola dalam kardus. Dukungan orang tua yang bersorak dari pinggir lapangan menciptakan suasana akrab khas kampung.

Ketua Panitia 17 Agustusan, Oky Okta Vianto, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah agenda tahunan yang selalu dinanti. “Ini bukan hanya hiburan, tapi momen penting menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini, melatih motorik anak, serta mempererat silaturahim dan kerukunan warga,” ujar Oky, Selasa, 12 Agustus 2025.

Oky juga menyoroti pentingnya kerja sama antara ibu dan anak dalam lomba. “Itu menumbuhkan rasa percaya diri, kejujuran, dan semangat cinta tanah air,” kata Oky.

Sutrisno, salah satu peserta lomba, mengaku kagum dengan antusiasme warga. “Seru sekali, kebersamaan terasa nyata. Semua warga bergotong royong dari awal persiapan sampai pelaksanaan,” kata bapak dua anak itu.

Menurutnya perayaan seperti ini bukan hanya ajang tawa, tapi juga perekat hubungan antarwarga. “Kebersamaan ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan terus hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi,” ujar pria yang berprofesi sebagai perawat itu.

Seluruh rangkaian akan mencapai puncaknya melalui acara tirakatan dan pentas seni, pada Minggu malam, 16 Agustus 2025. Warga siap membuktikan bahwa merayakan kemerdekaan tidak melulu tentang lomba, tetapi juga tentang tawa, keakraban, keguyuban, dan kerukunan antar warga sekitar.