ilustrasi medcom.id
Whisnu Mardiansyah • 6 October 2025 16:46
Manado: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Sulawesi Utara hingga Kamis, 9 Oktober 2025. Peringatan dini ini dikeluarkan untuk periode tujuh hari ke depan hingga 12 Oktober 2025.
“BMKG mengeluarkan peringatan dini tujuh harian hingga 12 Oktober 2025,” kata Koordinator Bidang Operasional BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Astrid Y Lasut, di Manado seperti dilansir Antara, Senin, 6 Oktober 2025.
Pada hari Senin ini, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di beberapa kabupaten. Wilayah tersebut meliputi Kabupaten Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud.
Pada Selasa, 7 Oktober, cuaca ekstrem diperkirakan melanda wilayah Kota Bitung, Kota Manado, dan beberapa kabupaten di Minahasa. Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kepulauan Sangihe juga termasuk dalam daerah waspada.
Potensi cuaca buruk masih berlanjut pada Rabu, 8 Oktober di wilayah Bitung dan sekitarnya. Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow, dan Bolaang Mongondow Utara perlu meningkatkan kewaspadaan.
Pada Kamis, 9 Oktober cuaca ekstrem diprakirakan terjadi di tiga kabupaten saja. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, dan Bolaang Mongondow Utara.
Memasuki akhir pekan, kondisi cuaca diperkirakan jauh lebih baik. Pada Jumat hingga Minggu, 10-12 Oktober, cuaca di 15 kabupaten dan kota diprakirakan cerah hingga hanya mengalami hujan ringan.
Astrid menjelaskan beberapa faktor penyebab cuaca ekstrem ini. Nilai anomali Suhu Permukaan Laut (SST) di perairan Sulut antara 0,5 – 2,8 derajat Celsius meningkatkan suplai uap air untuk pembentukan awan hujan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah adanya belokan angin (shearline) dan konvergensi. Fenomena ini terjadi akibat pembentukan tekanan udara rendah di Samudera Pasifik Barat yang memicu pertumbuhan awan hujan.
Gelombang atmosfer Kelvin dan kombinasi gelombang atmosfer lainnya turut meningkatkan curah hujan. Kondisi labilitas lokal yang kuat juga mendukung pertumbuhan awan konvektif disertai kilat atau petir.
“Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang. Masyarakat juga perlu mewaspadai peningkatan akumulasi curah hujan harian,” ucapnya.