Alat berat digunakan dalam pembersihan puing gedung musala pondok pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (5/10). (Dok BNPB)
Amaluddin • 6 October 2025 17:24
Sidoarjo: Polda Jawa Timur mulai mengambil 28 barang bukti material dari lokasi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo. Sampel-sampel tersebut akan menjalani uji laboratorium untuk menyelidiki kualitas material konstruksi bangunan.
Barang bukti terdiri dari potongan beton dan tulangan baja yang diambil langsung oleh tim penyidik sejak Minggu, 5 Oktober 2025. Proses pengambilan sampel didampingi tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Total ada delapan buah beton core drill dan 20 buah tulangan dengan berbagai diameter yang kami serahkan kepada pihak kepolisian," kata Mudji, anggota tim ahli bangunan ITS, Senin, 6 Oktober 2025.
Mudji menjelaskan seluruh sampel akan diuji secara teknis untuk mengetahui mutu material konstruksi musala. Hasil uji laboratorium diharapkan dapat mengungkap penyebab runtuhnya bangunan yang baru digunakan beberapa tahun tersebut.
"Uji teknis ini akan memeriksa kekuatan beton dan tulangan, apakah sesuai standar konstruksi atau tidak," kata Mudji.
Selain pengujian material, Mudji akan memberikan keterangan resmi kepada penyidik setelah proses evakuasi korban dan pembongkaran reruntuhan selesai. Proses ini penting untuk melengkapi investigasi penyebab keruntuhan.
Proses pembongkaran reruntuhan ditargetkan rampung pada hari Senin ini agar evakuasi korban yang masih tertimbun dapat segera tuntas. Sementara itu, pembersihan total puing bangunan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu minggu.
"Dimaksimalkan hari ini untuk evakuasi, sedangkan pembersihan puing diperkirakan butuh waktu satu minggu," pungkas Mudji.