Heshun Old Town di Provinsi Yunnan, Tiongkok. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 16 November 2025 15:56
Yunnan: Tidak banyak desa kuno yang mampu merawat warisan sejarah ratusan tahun sambil tumbuh sebagai destinasi pariwisata modern yang hidup dan berdaya. Namun Heshun Old Town di Provinsi Yunnan, Tiongkok, membuktikan keduanya bisa berjalan beriringan.
Desa berusia lebih dari enam abad ini menjadi contoh paling menonjol bagaimana budaya dapat diintegrasikan dengan pariwisata secara cerdas, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Di sinilah Delegasi Partai NasDem memusatkan perhatian dalam kunjungannya dengan mempelajari bagaimana Heshun mampu mengembangkan model integrated cultural and tourism development yang kini diakui sebagai salah satu yang paling berhasil di Tiongkok.
Heshun menawarkan lanskap budaya yang utuh, rumah tradisional Ming-Qing, perpustakaan tua bersejarah, museum jalur perdagangan kuno, kerajinan komunitas, serta jejak intelektual dari tokoh besar Tiongkok modern. Tetapi yang membuatnya istimewa bukan sekadar bangunan bersejarahnya, melainkan bagaimana seluruh warisan itu dihidupkan kembali untuk mendukung ekonomi komunitas.
Rumah leluhur menjadi homestay, aula tradisional menjadi ruang budaya, kerajinan lokal berkembang menjadi UMKM, dan festival budaya dikelola oleh warga. Setiap unsur budaya dipertahankan, namun diberi fungsi baru yang menghidupkan perekonomian desa tanpa menghilangkan jati dirinya.
Salah satu titik penting dalam integrasi budaya ini adalah Ai Siqi Memorial Hall, museum yang didedikasikan bagi pemikir Tiongkok, Ai Siqi. Kehadiran memorial hall tidak hanya memperkaya dimensi intelektual Heshun, tetapi juga memperkuat karakter desa sebagai pusat pembelajaran dan wisata budaya, bukan sekadar tempat berswafoto.
Ketua Delegasi NasDem, Rio Okto Mendrino Waas, menilai Heshun memiliki relevansi strategis bagi pembangunan desa dan kota bersejarah di Indonesia.
“Heshun menunjukkan bahwa sejarah dan budaya dapat menjadi fondasi ekonomi masa depan. Desa-desa kita punya kekayaan serupa, bahkan lebih besar. Jika dikelola dengan visi dan integrasi seperti ini, desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan,” tegas Rio.
Baca Juga:
NasDem Ekplorasi Ginkgo Village, Laboratorium Revitalisasi Desa di Tiongkok |
