Takhta Suci Vatikan terus bersiap untuk memilih penerus Paus Fransiskus. Foto: Vatican News
Fajar Nugraha • 5 May 2025 16:05
Vatikan City: Gereja Katolik secara resmi mengakhiri masa berkabung sembilan hari (Novemdiales) untuk Paus Fransiskus pada Minggu 4 Mei 2025, menandai akhir dari serangkaian upacara penghormatan terhadap pemimpin umat Katolik dunia yang wafat pada 21 April lalu dalam usia 88 tahun. Misa penutup diadakan di Basilika Santo Petrus dan dipimpin oleh Kardinal Dominique Mamberti, dihadiri ratusan kardinal serta ribuan umat.
"Semua dari kita mengagumi bagaimana Paus Fransiskus, digerakkan oleh kasih Tuhan dan dikuatkan oleh rahmat-Nya, setia pada misinya hingga kekuatan terakhirnya,” ujar Mamberti dalam homili yang disampaikan dalam Bahasa Italia dan diterjemahkan oleh moderator Vatikan.
Melansir dari CBS News, Senin 5 Mei 2025, Paus Fransiskus, yang dikenal sebagai reformis yang menantang norma-norma lama Gereja, wafat akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung. Ia sebelumnya mengalami berbagai masalah kesehatan serius, termasuk dua operasi perut, infeksi pernapasan, dan dirawat di rumah sakit selama lima minggu awal tahun ini karena bronkitis dan pneumonia.
Misa harian selama Novemdiales dipimpin oleh kardinal yang berbeda setiap harinya dan disiarkan secara langsung oleh Vatikan. Prosesi hari terakhir berlangsung khidmat dengan nyanyian pujian oleh paduan suara dan doa bersama untuk mendiang paus yang memimpin Gereja sejak 2013.
Kardinal Mamberti, selaku diakon senior dalam College of Cardinals, memegang peran penting dalam transisi kepemimpinan Gereja, termasuk dalam konklaf mendatang. Ia juga menyerukan agar umat Katolik dunia terus mewarisi semangat pelayanan dan kesederhanaan yang ditunjukkan oleh Fransiskus selama masa kepausannya.
Konklaf untuk memilih penerus Paus Fransiskus akan dimulai pada 7 Mei. Sebanyak sekitar 135 kardinal pemilih akan dikarantina di Vatikan dan menjalani proses pemungutan suara di Kapel Sistina hingga satu calon memperoleh mayoritas dua pertiga plus satu suara.
Kardinal Timothy Dolan dari New York, dalam wawancara dengan wartawan, mengonfirmasi bahwa diskusi terbuka mengenai kandidat belum dilakukan.
"Yang dibicarakan dalam kongregasi umum adalah keindahan, karisma Paus Fransiskus, dan tantangan Gereja," ujarnya. Namun, ia mengakui ada percakapan pribadi antar kardinal.
Dolan berharap pemimpin baru yang terpilih mencerminkan pribadi Kristus. Ia mengenang momen ketika Fransiskus pertama kali berbicara kepada para kardinal: "Ia berbicara begitu indah, rendah hati, dan sederhana. Uskup Agung Wina menangis dan berkata, 'Ia berbicara seperti Yesus.' Saya menjawab, 'Itulah seharusnya pekerjaan paus.’"
(Muhammad Reyhansyah)