ISI menginisiasi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP). Foto: dok ISI.
Ade Hapsari Lestarini • 16 February 2025 13:59
Jakarta: Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) kembali mengambil peran strategis dalam pengembangan tata ruang dan infrastruktur digital. ISI menginisiasi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP).
"MoU ini menandai Kick Off Meeting yang menjadi landasan awal untuk diskusi lebih lanjut terkait pengembangan Digital Twin Jabodetabek dalam kurun waktu dua tahun ke depan," ujar perwakilan Dewan Pakar ISI, Agung Indrajit, saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ISI 2025, dikutip Minggu, 16 Februari 2025.
Hal ini merupakan representasi digital yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengelolaan, serta pemantauan pembangunan perkotaan secara lebih efektif dan efisien.
Dalam kolaborasi ini, ISI, IAP, dan IAI bersepakat merumuskan peran masing-masing pihak dalam proses pengembangan Digital Twin, termasuk menentukan aspek investasi, akses data, struktur data, serta interoperabilitas agar semua profesi yang terlibat dapat bekerja sama secara sinergis tanpa tumpang tindih.
Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem data yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi perencanaan kota dan pembangunan berkelanjutan.
Wakil Ketua I Ikatan Surveyor Indonesia, Dwi Budi Martono, menyampaikan kolaborasi ini bukan sekadar berbagi data, tetapi juga membangun pemahaman bersama agar setiap disiplin ilmu dapat saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
"Kami ingin memastikan semua pihak memiliki peran yang jelas dan tidak terjadi tumpang tindih antar profesi. Kolaborasi ini akan membangun ekosistem yang lebih terstruktur dalam pengelolaan perkotaan berbasis data," ungkap dia.
Transformasi digital sektor perumahan
Sementara dari sektor properti, Real Estate Indonesia (REI) yang diwakili oleh Gede Widiade mendukung adanya properti digital dalam mendukung transformasi digital sektor perumahan dan properti bertingkat.
Pemanfaatan Digital Twin dapat meningkatkan efisiensi perencanaan dan pengelolan properti dari berbagai segmen pengembang. Selain itu, diharapkan dengan kerja sama ini dapat menjalin kolaborasi untuk mengadakan data geospasial yang menjadi ilmu dasar dari ilmu teknik lainnya.
Ketua IAP Andy Simarmata, mengusulkan agar dalam enam bulan ke depan disusun roadmap untuk implementasi Digital Twin di Jabodetabek, dengan milestone utama yang dapat dicapai hingga akhir tahun. Dia menekankan pentingnya dukungan akademisi dalam proyek ini agar standar data dan regulasi dapat dikembangkan dengan baik.
Ketua IAI dan berbagai pemangku kepentingan menyoroti tantangan utama dalam pengembangan Digital Twin, termasuk keterbatasan akses terhadap data pertanahan dan ruang.
Dalam diskusi teknis, ISI menegaskan, meskipun teknologi digital sudah diterapkan, integrasi data spasial ke dalam model 3D masih belum maksimal. ISI dapat bekerjasama untuk pembuatan sertifikat pada gedung, penentuan pajak secara transparan, dan dilakukan dengan cepat sehingga standar data harus ditetapkan dengan jelas.
"Pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN tengah mengembangkan sistem pengelolaan data pertanahan yang lebih terintegrasi, yang nantinya dapat mendukung implementasi Digital Twin secara lebih luas," ucap Budi Martono.
Sebagai tindak lanjut dari MoU ini, ISI, IAP, dan IAI akan mengadakan pertemuan berkala untuk membahas aspek teknis dan implementasi Digital Twin. Target awal yang diusulkan adalah mengembangkan proyek percontohan (pilot project) di beberapa kawasan strategis seperti Ancol, Kuningan, dan Dukuh Atas dengan memanfaatkan data yang telah tersedia.
MoU ini menjadi langkah awal untuk mendorong pemerintah dalam menetapkan standar data nasional, sehingga integrasi informasi spasial dalam pengelolaan perkotaan dapat lebih optimal. Harapannya, dalam dua tahun ke depan, Digital Twin Jabodetabek dapat terealisasi dan menjadi referensi utama dalam perencanaan dan pengelolaan kota berbasis data.
Sebagai agenda lanjutan, pada akhir bulan ini akan dilakukan penandatanganan MoU tambahan di Institut Pertanian Bogor (IPB), yang akan menjadi bagian dari rangkaian penguatan kerja sama dengan akademisi. Selain itu, setiap dua minggu akan dilakukan follow-up untuk memastikan progres dari setiap milestone yang
telah direncanakan.
Dengan sinergi antara surveyor, arsitek, dan perencana, pembangunan perkotaan berbasis data yang lebih akurat dan berkelanjutan kini semakin dekat untuk diwujudkan.