Massa Berhimpitan di Festival Kumbh Mela India, 30 Orang Dilaporkan Tewas

Warga India mengikuti festival keagamaan Maha Kumbh Mela. Foto: Anadolu

Massa Berhimpitan di Festival Kumbh Mela India, 30 Orang Dilaporkan Tewas

Fajar Nugraha • 30 January 2025 08:45

Prayagraj: Kerusuhan menjelang Subuh di festival Maha Kumbh Mela menewaskan sedikitnya 30 orang di India pada Rabu 29 Januari 2025. Banyak lagi yang terluka setelah kerumunan yang melonjak keluar dari barikade polisi dan menginjak-injak orang yang lewat.

Insiden kerumunan yang mematikan sering terjadi di festival keagamaan India, termasuk Kumbh Mela, yang merupakan pertemuan keagamaan terbesar di dunia. Festival ini menarik puluhan juta umat setiap 12 tahun ke Kota Prayagraj.

Saat para peziarah bergegas untuk berpartisipasi dalam hari suci mandi ritual, orang-orang yang tidur dan duduk di tanah dekat sungai mengatakan kepada AFP bahwa mereka diinjak-injak oleh gelombang besar umat yang datang ke arah mereka dalam kegelapan.

"Seluruh kerumunan jatuh di atas saya, menginjak-injak saya saat mereka bergerak maju," kata peziarah Renu Devi, 48 tahun, kepada AFP, Kamis 30 Januari 2025.

"Saat kerumunan melonjak, orang tua dan wanita terinjak-injak, dan tidak ada yang maju untuk membantu,” ujar Devi.

Tim penyelamat yang membawa korban dari lokasi kecelakaan berjalan melalui tumpukan pakaian, sepatu, dan barang-barang lain yang dibuang.
 

Baca: Insiden Terinjak-injak di Festival Kumbh Mela India Tewaskan 15 Orang.


Polisi terlihat membawa tandu yang membawa jenazah korban yang dibungkus selimut tebal.

"Tiga puluh umat sayangnya meninggal," kata perwira polisi senior Vaibhav Krishna kepada wartawan dalam konferensi pers malam di festival tersebut.

"Sembilan puluh korban luka dibawa ke rumah sakit,” imbuh Vaibhav.

Informasi dari Krishna disampaikan hampir 18 jam setelah penyerbuan dan merupakan jumlah korban tewas resmi pertama yang diberikan oleh pihak berwenang.

Perayaan telah diizinkan untuk terus berlanjut hampir seperti biasa pada siang hari, dengan jutaan orang masih berjalan kaki ke tepi sungai untuk membenamkan diri di air.

Perdana Menteri Narendra Modi menyebut penyerbuan itu "sangat menyedihkan" dan menyampaikan "belasungkawa terdalamnya" kepada keluarga korban yang meninggal.

"Saya berharap semua korban luka segera pulih," tambah Modi.

Puluhan keluarga dengan cemas menunggu berita di luar tenda besar yang berfungsi sebagai rumah sakit yang dibangun khusus untuk festival di dekat lokasi bencana.

Mohon kerja sama

Kumbh Mela yang berlangsung selama enam minggu merupakan tonggak sejarah terbesar dalam kalender keagamaan Hindu. Festival tahun ini adalah Maha Kumbh Mela, dengan awalan "maha" yang berarti "agung". Festival Maha Kumbh hanya diadakan sekali setiap 144 tahun.

Hari Rabu menandai salah satu hari paling suci dalam festival tersebut, ketika orang-orang suci berbusana safron memimpin jutaan orang dalam ritual pembersihan dosa dengan mandi di pertemuan sungai Gangga dan Yamuna bersamaan dengan penyelarasan planet dalam tata surya.

Para pejabat telah berusaha mengalihkan kerumunan orang dari lokasi bencana, memerintahkan mereka untuk mandi di lokasi lain.

"Kami dengan rendah hati meminta semua umat untuk tidak datang ke tempat pemandian utama," kata seorang staf festival, suaranya berderak melalui megafonnya.

"Mohon bekerja sama dengan petugas keamanan,” ujar staf itu.

Namun, bahkan saat berita tentang penyerbuan itu menyebar, massa terus menerobos barikade untuk bergerak menuju sungai, mengabaikan perintah agresif dari polisi untuk kembali.

Pejabat dari pemerintah negara bagian Uttar Pradesh, yang bertanggung jawab untuk menggelar festival tersebut, mengatakan jutaan orang telah berpartisipasi dalam ritual mandi sepanjang hari.

Kepala Menteri Yogi Adityanath mengatakan kepada wartawan bahwa petugas medis sedang merawat mereka yang terluka parah dalam penyerbuan itu, seraya menambahkan bahwa situasinya "terkendali".

Pemimpin oposisi India Rahul Gandhi menyalahkan bencana itu pada buruknya pengendalian massa yang mengutamakan kenyamanan pengunjung terhormat.

"Kesalahan manajemen dan fokus khusus administrasi pada pergerakan VIP alih-alih umat biasa bertanggung jawab atas insiden tragis ini," tulis Gandhi di media sosial.


Ketakutan

Kepala polisi perkeretaapian Ashtabhuja Singh mengatakan kepada AFP bahwa layanan kereta khusus yang membawa peziarah ke Prayagraj masih beroperasi, setelah laporan sebelumnya bahwa layanan itu telah dihentikan karena kepadatan di kota itu.

"Keluarga saya ketakutan, jadi kami pergi," kata peserta Sanjay Nishad kepada AFP.

Kumbh Mela berakar pada pertempuran mitologi Hindu antara dewa dan setan untuk menguasai kendi berisi saripati keabadian.

Penyelenggara telah menyamakan skala festival tahun ini dengan negara sementara, memperkirakan hingga 400 juta peziarah akan berkunjung sebelum hari terakhir pada 26 Februari.

Polisi tahun ini memasang ratusan kamera di lokasi festival dan di jalan menuju perkemahan yang luas, dipasang di tiang dan armada pesawat nirawak di udara.

Jaringan pengawasan terhubung ke pusat komando dan kendali canggih yang dimaksudkan untuk memberi tahu staf jika sebagian kerumunan menjadi begitu terkonsentrasi sehingga menimbulkan ancaman keselamatan.

"Jika Anda melihat iklan, sepertinya pemerintah menyediakan fasilitas kelas dunia," kata mahasiswa Ruchi Bharti kepada AFP tidak jauh dari tepi sungai.

"Tetapi penyerbuan ini membuktikan bahwa itu semua bohong,” sebut Bharti.

Lebih dari 400 orang meninggal setelah terinjak-injak atau tenggelam di Kumbh Mela pada satu hari festival pada tahun 1954, salah satu jumlah korban terbesar dalam bencana yang berkaitan dengan kerumunan di seluruh dunia.

36 orang lainnya terinjak-injak hingga meninggal pada tahun 2013, terakhir kalinya festival tersebut diselenggarakan di Prayagraj.

Kepala polisi perkeretaapian Ashtabhuja Singh mengatakan kepada AFP bahwa layanan kereta khusus yang membawa peziarah ke Prayagraj masih beroperasi, setelah laporan sebelumnya bahwa layanan tersebut dihentikan karena kepadatan di kota tersebut.

"Keluarga saya ketakutan, jadi kami pergi," kata peserta acara Sanjay Nishad kepada AFP.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)