Dianggap Hindari Hukuman, Mantan PM Thailand Divonis Penjara Satu Tahun

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Foto: EFE-EPA

Dianggap Hindari Hukuman, Mantan PM Thailand Divonis Penjara Satu Tahun

Fajar Nugraha • 9 September 2025 16:41

Bangkok: Mantan Perdana Menteri Thailand yang berpengaruh, Thaksin Shinawatra, dijebloskan ke penjara pada Selasa 9 September 2025 setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa masa penahanannya di rumah sakit merupakan upaya untuk menghindari hukuman penjara. Ini sebuah pukulan telak bagi keluarga berkuasa yang telah mendominasi dunia politik selama dua dekade.

Miliarder yang kontroversial ini hanya menghabiskan beberapa jam di penjara setelah kembali dari 15 tahun pengasingan pada Agustus 2023 sebelum ia dirawat di rumah sakit setelah mengeluhkan masalah jantung dan nyeri dada, yang memicu skeptisisme dan kemarahan publik yang meluas.

Hukuman delapan tahun yang dijatuhkan kepadanya karena konflik kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan saat menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2001 hingga 2006 diringankan menjadi satu tahun oleh raja dan Thaksin dibebaskan bersyarat setelah hanya enam bulan masa penahanan, yang seluruhnya dihabiskannya di sayap VIP sebuah rumah sakit.

Para hakim pada Selasa mengatakan bahwa pria berusia 76 tahun itu tidak menderita penyakit parah dan bisa saja dirawat di penjara, menambahkan bahwa baik ia maupun dokternya sengaja memperpanjang masa tinggalnya di rumah sakit.

"Terdakwa mengetahui fakta-faktanya atau menyadari bahwa situasinya bukan keadaan darurat kritis. Terdakwa hanya memiliki kondisi kronis yang dapat dirawat jalan dan tidak memerlukan rawat inap," kata pihak hakim.

Pengadilan kemudian memerintahkan agar ia dipenjara selama satu tahun. Thaksin terlihat di pengadilan melepas jaketnya dan masuk ke dalam mobil van departemen pemasyarakatan.

Mobil van yang membawa Thaksin terlihat tiba di penjara Bangkok kurang dari satu jam setelah putusan yang telah mengguncang negara itu, drama terbaru dalam dua minggu kekacauan politik yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan populis lain yang didukung Thaksin.

Thaksin tetap kuat

Thaksin mengatakan bahwa ia menerima keputusan pengadilan. "Hari ini, saya mungkin tidak lagi memiliki kebebasan, tetapi memiliki kebebasan berpikir untuk menciptakan manfaat bagi negara dan rakyat," kata Thaksin dalam sebuah pernyataan di Facebook.

"Saya akan tetap kuat secara fisik dan mental, meluangkan waktu untuk mengabdi kepada raja, negara, dan rakyat Thailand,” ujar Thaksin.

Berbicara kepada wartawan di luar gedung pengadilan, putrinya, Paetongtarn Shinawatra, mengecam putusan tersebut, seraya menambahkan bahwa Thaksin adalah perdana menteri Thailand pertama yang dipenjara meskipun "ia telah berbuat baik untuk negara".

"Ayah saya telah menciptakan sejarah bagi negara, termasuk kebijakan-kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat," ujar Paetongtarn kepada media.

"Hari ini adalah hari bersejarah lainnya di mana ia menjadi perdana menteri pertama yang dipenjara. Ini cukup berat,” imbuh Paetongtarn.

Ia juga menyatakan keprihatinannya terhadap kesehatan Thaksin mengingat situasi baru ini dan berterima kasih kepada raja karena sebelumnya telah meringankan hukuman ayahnya.

"Ini cukup berat, tetapi tentu saja kami masih dalam semangat yang baik, baik ayah saya maupun keluarga kami,” kata Paetongtarn.

Seorang sekutu politik Thaksin yang berada di ruang sidang mengatakan bahwa ia menerima keputusan itu dengan baik.

"Dia masih punya semangat juang, dia bilang ke saya dia baru pulang (dari luar negeri) dan siap menghadapi situasi apa pun, baik atau buruk," ujar Kokaew Pikulthong, anggota DPR dari Partai Pheu Thai, kepada wartawan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)