Mendiang pemimpin Libya Muammar Khadafi. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 11 November 2025 11:57
Tripoli: Hannibal Khadafi, putra bungsu mendiang pemimpin Libya Moammar Khadafi, dibebaskan pada Senin 10 November 2025 setelah hampir satu dekade ditahan tanpa diadili di Lebanon. Hannbil Khadafi ditahan atas hilangnya seorang ulama Syiah.
Khadafi diculik pada tahun 2015 oleh militan di Suriah, tempat ia tinggal di pengasingan bersama istri dan anak-anaknya yang berkebangsaan Lebanon setelah ayahnya tewas dalam pemberontakan yang meletus di Libya pada tahun 2011.
Otoritas Lebanon menahannya pada tahun yang sama dan menuduhnya menyembunyikan informasi tentang nasib Imam Musa al-Sadr, seorang ulama Syiah Lebanon yang menghilang bersama rekan-rekannya saat dalam perjalanan ke Libya pada tahun 1978.
Hannibal baru berusia dua tahun ketika Sadr menghilang dan tidak memegang jabatan pejabat senior di Libya saat dewasa.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia mengecam situasi seputar penahanannya, menyebut tuduhan tersebut "palsu." Pada tahun 2023, Khadafi melakukan mogok makan untuk memprotes penahanannya dan kesehatannya kemudian memburuk, sehingga membutuhkan rawat inap.
Bulan lalu, pengadilan Lebanon memerintahkan pembebasannya dan menetapkan jaminan sebesar USD11 juta atau sekitar Rp183 miliar. Pengacaranya keberatan dan pengadilan mengurangi jaminan menjadi sekitar USD900.000 atau sekitar Rp15 miliar. Keputusan yang diperbarui tersebut juga mencabut larangan bepergian bagi Khadafi.
"Pembebasan Khadafi terjadi setelah pengacara pembelanya membayar jaminan," lapor Kantor Berita Nasional Libya, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa 11 November 2025.
Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) Abdulhamid al-Dbeibah yang berbasis di Tripoli menyampaikan apresiasinya kepada presiden dan ketua parlemen Lebanon atas "kolaborasi mereka yang telah menghasilkan pembebasan Khadafi".
Hilangnya ulama Muslim Sadr secara misterius hampir setengah abad yang lalu memicu puluhan tahun tuduhan antara Libya dan Lebanon.
Dalam pernyataannya, GNU menyambut baik "niat tulus yang diungkapkan oleh para pemimpin Lebanon untuk mengaktifkan kembali hubungan diplomatik antara kedua negara dan mengembangkan kerja sama di bidang politik, ekonomi, dan keamanan".