Eks Agen Khusus FBI Diduga Gunakan Jasa PSK saat Tugas Resmi

Logo Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI. (Anadolu Agency)

Eks Agen Khusus FBI Diduga Gunakan Jasa PSK saat Tugas Resmi

Willy Haryono • 2 July 2025 17:01

Washington: Seorang mantan supervisor agen khusus Biro Investigasi Federal (FBI) diduga telah menggunakan jasa prostitusi saat menjalankan tugas resmi, baik di wilayah Amerika Serikat maupun luar negeri. Tuduhan tersebut diungkap dalam ringkasan investigasi yang dirilis Office of the Inspector General (OIG) Departemen Kehakiman AS pada Selasa, 1 Juli 2025.

Dalam ringkasan itu, OIG menyatakan bahwa FBI melaporkan adanya dugaan pelanggaran serius oleh salah satu agennya yang saat itu masih aktif dan memegang peran pengawasan terhadap agen-agen lainnya.

Menurut temuan OIG, eks agen khusus tersebut tidak hanya menggunakan jasa prostitusi dalam berbagai kesempatan, tetapi juga diduga memakai "perangkat seluler resmi FBI" untuk melakukan transaksi pembayaran terhadap para pekerja seks komersial (PSK).

Selain tuduhan utama, mantan agen itu juga dituduh gagal melaporkan kontak dekat dan berkelanjutan dengan seorang warga negara asing yang merupakan pasangan kencannya saat berada di luar negeri—sesuatu yang wajib dilaporkan berdasarkan standar keamanan internal FBI.

Investigasi OIG berhasil mengonfirmasi seluruh tuduhan yang disampaikan oleh FBI, termasuk penggunaan prostitusi secara berulang serta kelalaian dalam pelaporan kontak dengan warga asing, termasuk para pekerja seks tersebut.

Namun demikian, laporan tersebut menyebut bahwa "penuntutan pidana tidak dilanjutkan", tanpa menjelaskan secara rinci alasan keputusan itu.

Respons FBI

Melansir laporan The Independent, Rabu, 2 Juli 2025, FBI mengatakan, “Meskipun kami tidak dapat mengomentari kasus spesifik karyawan, semua pegawai FBI diwajibkan mematuhi standar profesional dan etika tertinggi.”

“Tuduhan pelanggaran ditangani secara serius dan diteruskan ke Divisi Inspeksi atau Kantor Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman. Setelah meninjau informasi relevan terkait pelanggaran, FBI telah mengambil tindakan yang sesuai untuk menegakkan standar integritas kami. Melalui proses disipliner, FBI akan terus memastikan akuntabilitas atas setiap pelanggaran yang terbukti,” ungkap FBI.

Kasus ini bukan yang pertama kali menyeret FBI ke dalam skandal serupa. Pada Maret 2025, penyelidikan terpisah yang dirilis ke publik setelah gugatan hukum yang diajukan The New York Times mengungkap sejumlah agen FBI pernah menggunakan jasa prostitusi di Kamboja, Filipina, dan Thailand antara tahun 2009 hingga 2018.

Dalam pernyataan kepada NYT, FBI saat itu menegaskan, “Setiap orang yang terlibat dalam perilaku yang tidak dapat dimaafkan ini telah dimintai pertanggungjawaban dan tidak lagi bekerja di FBI.”

Biro tersebut juga mengatakan telah memperbarui proses seleksi dan pelatihan bagi agen-agen yang ditugaskan di luar negeri.

Sementara itu, hingga kini belum ada keterangan pasti mengenai periode waktu kejadian terbaru yang dirinci dalam ringkasan investigasi yang dirilis Selasa ini. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Mantan Direktur FBI Dituduh Serukan Pembunuhan Trump

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)