BMKG Catat 45 Bencana Akibat Cuaca Ekstrem dalam Sepekan

Banjir setinggi satu meter lebih merendam pemukiman di Pondok Karya, Jaksel. Foto: Metro TV/Dody.

BMKG Catat 45 Bencana Akibat Cuaca Ekstrem dalam Sepekan

Lukman Diah Sari • 2 November 2025 18:57

Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam sepekan terakhir, sejumlah daerah diguyur hujan sangat lebat. Selama periode 26 Oktober hingga 1 November, BMKG mencatat puluhan kejadian bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.

"Terdapat 45 kejadian bencana akibat cuaca ekstresm, didominasi banjir, longsor, dan kerusakan bangunan," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, diterima pada Minggu, 2 November 2025. 

Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer aktif akibat pengaruh MJO, gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif berkontribusi pada peningkatan pembentukan awan hujan. Potensi siklon tropis dari arah Samudra Hindia juga perlu diwaspadai.

“Siklon tropis yang berkembang dapat memicu peningkatan curah hujan drastis dan banjir besar di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara,” jelas dia.

Meski awal La Niña lemah mulai terdeteksi sejak September, BMKG menilai dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap intensitas hujan di Indonesia. Curah hujan pada November 2025 hingga Februari 2026 diprediksi tetap berada pada kategori normal.

 

BMKG dan BNPB Melakukan Modifikasi Cuaca

Sebagai langkah antisipasi, BMKG bersama BNPB telah menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menekan intensitas hujan. Dia mengungkap OMC di Jawa Tengah berlangsung sejak 25 Oktober–3 November menurunkan curah hujan hingga 43,26 persen. 

"Sementara di Jawa Barat 31,54 persen," ungkap dia.

Dwikorita mengimbau masyarakat tetap siaga terhadap perubahan cuaca mendadak, terutama di daerah rawan banjir bandang dan longsor. Ia juga meminta warga menghindari area terbuka saat terjadi hujan lebat disertai petir.

“Jika dimitigasi dengan baik, puncak musim hujan yang lebih panjang ini justru bisa bermanfaat bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan,” katanya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Lukman Diah Sari)