SPBU Shell. Foto: Shell
Insi Nantika Jelita • 24 May 2025 20:17
Jakarta: Shell Indonesia resmi mengalihkan kepemilikan seluruh jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Indonesia ke perusahaan gabungan (joint venture) baru antara Citadel dan Sefas. Menurut pengamat energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rahmanto, keputusan Shell didasari oleh pertimbangan strategi dan kondisi pasar.
"Keputusan ini lebih berkaitan dengan kesesuaian strategi perusahaan, baik dari sisi teknis maupun kondisi pasar," ujarnya kepada Media Indonesia, Sabtu, 24 Mei 2025.
Agung menduga dengan skala ekonomi bisnis ritel bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terbatas, membuat pasar ini kurang menarik bagi Shell. Selain itu, dengan adanya kebijakan harga yang diatur (regulated price), persaingan di sektor ritel BBM lebih banyak terjadi antara produk BBM bersubsidi dan BBM jenis penugasan, sehingga margin keuntungan menjadi terbatas.
"Dengan skala ekonomi bisnis ritel BBM yang terbatas, membuat Shell tidak berkembang," ucapnya.
Secara umum, Agung menegaskan keputusan Shell tersebut tidak bisa digeneralisir sebagai tanda bahwa bisnis ritel SPBU di Indonesia tidak lagi menarik.
Lebih lanjut, dia berpandangan secara global, Shell seperti halnya perusahaan minyak internasional (IOCs) lainnya, sekarang lebih fokus pada bisnis hulu (upstream) dan bisnis rendah karbon (low carbon business).
"Shell tampaknya lebih memilih untuk mengembangkan lini bisnis lain yang terkait dengan bisnis rendah karbon," kata Agung.
(Ilustrasi SPBU Shell. Foto: Dok MI)