Camat Sukolilo Pati Pasrah Wilayahnya Dicap Negatif

Peta Desa Sukolilo, Kabupaten Pati, yang dinamakan sebagai desa penadah oleh netizen di Google Maps.(Dok. Google Maps)

Camat Sukolilo Pati Pasrah Wilayahnya Dicap Negatif

Media Indonesia • 20 June 2024 21:44

Pati: Muncunya stigma negatif buntut kasus pengeroyokan bos rental dan operasi besar-besaran kendaraan bodong (tidak ada surat kendaraan sah) di Sukolilo, Kabupaten Pati, membuat camat Pati merasa resah. Desa tersebut kini ramai disebut sebagai desa penadah.

Seperti diketahui, kasus pengeroyokan oleh massa di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, berujung tewasnya bos rental Burhani, 52. Selain itu, tiga rekannya terluka parah.

Kejadian tersebut menjadi viral di media sosial. Banyak netizen membahas hal tersebut dan menyebut bahwa Sukolilo merupakan daerah rawan dan sarang para pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor).

Atas kejadian tersebut, polisi sudah menangkap 10 tersangka dan menggelar operasi kendaraan bodong, hingga menemukan 33 unit motor dan mobil tidak disertai surat sah. DesaSukolilo, Kabupaten Pati kemudian ramai disebut sebagai kampung penadah, desa maling, hingga ber-SDM rendah.
 

Baca: Warga Sukolilo Pati Berharap Label dan Stigma Negatif 'Kampung Maling' Hilang

"Sebetulnya setelah peristiwa itu hingga muncul stigma negatif, kami terkena imbas malu, tapi mau bagaimana lagi," ujar Kasirin,45, warga Sukolilo, Pati.

Hal serupa juga diungkapkan Ramdani, 50, tokoh masyarakat Sukolilo. Ia mengatakan adanya kasus ini menjadi pukulan cukup terasa bagi warga yang mayoritasnya adalah petani. Anak saya di daerah lain acapkali terkena sindir," imbuhnya.

Lebih terasa lagi pukulan berat ditanggung warga, lanjut Ramdani, setelah dalam petunjuk peta (Google Maps) juga terpampang tag negatif ketika mengarah di Sukolilo. Namun warga tidak dapat berbuat banyak karena setelah kasus kematian bos rental akibat pengeroyokan dan operasi kepolisian kenyataannya ditemukan puluhan kendaraan bodong.

Camat Sukolilo, Kabupaten Pati, Andrik Sulaksono mengatakan sudah mengetahui tag negatif yang muncul di kawasan ini di Google Maps. "Berbagai upaya untuk menghapus stigma negatif negatif telah dilakukan, saya telah meminta teman-teman agar dewasa dan lebih arif dalam menggunakan media sosial, karena dampaknya sandat terasa kepada warga semua termasuk yang baik," kata Andrik Sulaksono.

Menghadapi berbagai macam tudingan dan stigma negatif ini, Andrik Sulaksono, telah minta Kominfo setempat melakukan perubahan terhadap media sosial dan Google Maps agar kembali seperti sebelumnya. "Saya berharap adanya kerjasama dengan kepolisian, juga mendukung operasi yang dilakukan aparat penegak hukum," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)