Banjir rob kembali merendam Jalur Pantura di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak sejak dini hari Kamis, 13 November 2024. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 13 November 2024 08:23
Semarang: Banjir air laut pasang (rob) masih merendam jalur Pantura Semarang-Demak dan sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah. Sejak dini hari ketersendatan lalulintas berlangsung hingga beberapa kilometer memasuki Sayung, Kabupaten Demak.
Tidak hanya itu sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, Pekalongan juga terendam rob dengan ketinggian 30-150 sentimeter hingga mengakibatkan aktivitas warga terganggu, seperti di Demak setidaknya ada 15 desa di empat kecamatan terendam rob yakni Sayung, Karangtengah, Dempet dan Wedung.
"Setiap dini hari banjir rob datang, ini merupakan terbesar sepanjang bulan ini hingga mencapai 150 centimeter," kata Juari, 45, warga Timbulsloko, Kecamatan Sayung Demak, Rabu, 13 November 2024.
Suryadi, 50, warga Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, mengatakan meskipun saat ini sedang dibangun tanggul laut dan tol namun Katena belum selesai menyebabkan banjir rob masih datang setiap dini hari, bahkan hingga radius dya kilometer dari bibir pantai membuat warga kesulitan.
Hal serupa juga dikatakan Ahmad Sarwi,40, warga Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, bahkan banjir rob di daerah ini juga melanda sejumlah kecamatan seperti Wonokerto, Wiradesa dan Tirto.
"Tidak hanya warga umi, banjir mengakibatkan nelayan sulit untuk bongkar muat hasil tangkapan bahkan penyakit gatal-gatal dan desentri juga menyerang," jelasnya.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadhila mengatakan banjir rob di Pantura Jawa Tengah diperkirakan masih akan berlangsung hingga Kamis, 14 November 2024, bahkan rob aakan kembali lagi terjadi rob tanggal 20-26 November mendatang.
"Diminta warga berada di pesisir Pantura Jawa Tengah untuk waspada dan dilakukan mitigasi untuk mengantisipasi rob yang akan kembali meninggi, harap terus memantau siaran BMKG," kata Shafira Tsanyfadhila.