Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump saat bersama istri dan anaknya. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 10 November 2024 12:44
Teheran: Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Teheran terkait dengan dugaan rencana pembunuhan Donald Trump, dan menyerukan kepada Washington pada Sabtu kemarin untuk membangun kepercayaan antar kedua negara.
"Sekarang, skenario baru sedang dibuat-buat. Di saat pembunuh yang sesungguhnya tidak ada, maka penulis naskah didatangkan untuk membuat komedi murahan,” kata Araqchi dalam sebuah tulisan di media sosial X.
Melansir dari AsiaOne, pernyataan Araqchi merujuk pada dugaan rencana pembunuhan terhadap Trump, yang menurut Washington diperintahkan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Trump menang dalam pemilihan umum presiden pada Selasa kemarin, dan akan resmi menjabat pada Januari 2025.
"Rakyat Amerika telah membuat keputusan mereka. Dan Iran menghormati hak mereka untuk memilih presiden pilihan mereka. Jalan ke depan juga merupakan sebuah pilihan. Itu dimulai dengan rasa hormat," tutur Araqchi.
"Iran tidak mengejar senjata nuklir, titik. Ini adalah kebijakan yang didasarkan pada ajaran Islam dan perhitungan keamanan kita. Membangun kepercayaan diperlukan kedua belah pihak. Ini bukan jalan satu arah," tambahnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei sebelumnya mengatakan bahwa tuduhan rencana membunuh Trump merupakan plot "menjijikkan" oleh Israel dan oposisi Iran di luar negeri untuk "mempersulit masalah antara Amerika dan Iran."
Beberapa analis Iran tidak menampik kemungkinan menurunnya ketegangan antara Teheran dan Washington di bawah Trump, meski kedua negara diyakini tidak akan memulihkan hubungan diplomatik.
"Iran akan bertindak berdasarkan kepentingannya sendiri. Ada kemungkinan pembicaraan rahasia antara Teheran dan Washington akan berlangsung. Jika ancaman keamanan terhadap Republik Islam dihilangkan, apa pun mungkin terjadi," kata analis yang berbasis di Teheran, Saeed Laylaz.
Saat berhadapan dengan Israel, para ulama Iran khawatir tentang kemungkinan perang habis-habisan di kawasan, di mana saat ini Israel sedang terlibat konflik dengan beberapa sekutu Teheran di Gaza dan Lebanon.
Baca juga: Sapu Bersih! Trump Menang di 7 Swing States Penentu Pilpres AS