Ilustrasi. Foto: MI/Angga Yuniar
Annisa ayu artanti • 30 October 2024 14:19
Jakarta: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja baik pada triwuIan III-2024 berkat peningkatan pendapatan dan kinerja operasional.
Pada periode ini, anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID membukukan laba bersih Rp3,23 triliun dan EBITDA Rp5,65 triliun di tengah berbagai tantangan.
Pencapaian laba bersih dan EBITDA tersebut didukung oleh pendapatan yang meningkat 11 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp30,66 triliun. Total aset perusahaan per 30 September 2024 sebesar Rp40,15 triliun.
Dalam rilisnya, Rabu, 30 Oktober 2024, Sekretaris Perusahaan PTBA Niko Chandra mengatakan, pencapaian tersebut tak lepas dari kinerja operasional perseroan yang tumbuh positif pada triwulan III-2024.
Ilustrasi. Foto: MI
Kinerja operasional PTBA
Total penjualan batu bara PTBA pada Januari-September tahun ini mencapai 31,28 juta ton, naik 16 persen secara tahunan.
Ekspor batu bara PTBA pada periode ini sebesar 14,29 juta ton, atau naik 27 persen secara tahunan. Sebagai pembanding, penjualan ekspor pada periode yang sama tahun lalu sebesar 11,25 juta ton.
Sementara itu, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 16,98 juta ton, tumbuh 8 persen dibandingkan dengan triwulan III-2023 yang sebesar 15,76 juta ton.
Adapun sampai dengan September 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 32,97 juta ton atau tumbuh 3 persen secara tahunan.
Realisasi angkutan dengan kereta api 26,42 juta ton, meningkat 11 persen secara tahunan.
Menurutnya, kinerja baik dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.
Adapun rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 14 persen secara tahunan dari USD 86,32 per ton hingga triwulan III 2023 menjadi USD74,59 per ton sampai dengan triwulan III 2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 28 persen secara tahunan menjadi USD 133,89 per ton sampai dengan triwulan III-2024, dari USD185,45 per ton hingga triwulan III-2023.
Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal. Hal ini tercermin dari penurunan cash cost per ton secara tahunan dari Rp853 ribu menjadi Rp835 ribu.