Ilustrasi hilirisasi. Foto: dok BUMI.
Naufal Zuhdi • 29 November 2024 13:42
Jakarta: Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam ini memiliki peluang besar untuk memainkan peran sentral dalam rantai pasok global. Namun demikian, kekayaan sumber daya ini juga membawa tantangan yang tidak kecil.
Pasalnya, selama ini banyak dari mineral tersebut diekspor dalam bentuk mentah sehingga nilai tambahnya sangat minimal bagi ekonomi nasional.
"Kebijakan hilirisasi yang telah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir merupakan langkah maju untuk mengubah paradigma ini. Dengan hilirisasi, kita tidak hanya ingin meningkatkan pendapatan negara tetapi juga menciptakan lapangan kerja, mentransfer teknologi, dan meningkatkan daya saing industri domestik," ucap Wakil Direktur Eksekutif Bidang Operasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Medelina K. Hendytio di Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Namun demikian, kebijakan ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Pertama, tantangan lingkungan.
"Eksploitasi mineral kritis dapat memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem termasuk deforestasi, polusi air, dan pengelolaan limbah tambang selain pertanyaan tentang manfaat ekonomi yang dirasakan dalam konteks masyarakat lokal," bebernya.
Oleh karena itu, Medelina menilai perlunya kebijakan yang memastikan hilirisasi berjalan beriringan dengan keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: Ini Tiga Fundamental Utama Capai Mimpi Pertumbuhan Ekonomi 8% |