Pemerintah Janjikan Teknologi Fix Wireless yang Murah ke Desa

Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid. Foto: Metrotvnews.com.

Pemerintah Janjikan Teknologi Fix Wireless yang Murah ke Desa

Annisa ayu artanti • 13 December 2024 11:18

Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan mempercepat eksplorasi penerapan fix wireless atau 5G untuk menjawab permasalahan mendasar terkait keterjangkauan infrastruktur digital di Indonesia.

Menteri Komdigi Meutya Hafid mebeberkan digital divide masih cukup tinggi di Indonesia. Sebanyak 56 persen desa di seluruh Indonesia yang terkonesi dengan kabel optik fiber.

Padahal, fasilitas internet sangat penting dan dapat digunakan hampir pada seluruh aspek kehidupan. Contohnya dalam pemerintahan daerah seperti kesehatan pendidikan, hingga pelayanan publik. Kemudian, pembangunan infrastruktur digital untuk menopang pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air.
 

Eksplorasi 5G


"Oleh karena itu di 2025, Kemkomdigi akan mempercepat eksplorasi penerapan teknologi fix wireless atau 5G," ujar kata Meutya dalam Indonesia Digital Economy Outlook 2025, Jumat, 13 Desember 2024.

Meutya menuturkan, pengadaan teknologi itu akan difokuskan bagi daerah yang tidak beririsan dengan fiber optik, khususnya bagi masyarakat yang memang belum mampu untuk mendapatkan akses internet biasa.

 
Baca juga: Media Group Pahami Kolaborasi Sektor Digital untuk Dongkrak Perekonomian RI


Meutya juga mengeklaim penerapan teknologi itu nantinya juga akan menyediakan internet berkualitas dengan harga affordable, sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses internet.

"Ini memang nanti sifatnya internetnya akan jauh lebih murah dengan kualitas yang lebih baik tentunya penerapannya ini diproyeksikan dapat menyediakan internet murah berkualitas untuk masyarakat Indonesiam" ungkap Meutya.
 

Sustainable financing


Dalam slide pemaparan, pihaknya tengah melakukan pengkajian dari beberapa hal dalam mempersiapkan infrastruktur tersebut, seperti tax holiday, pusat data berbasis energi hijau, dan implementasi carbon pricing.

"Pengkajian insentif fiskal dan sustainable financing untuk mempercepat investasi menjadi fokus pembangunan infrastruktur digital," tulis bahan paparan Meutya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)