Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa ayu artanti • 25 November 2023 09:45
Jakarta: Harga minyak diperdagangkan secara beragam pada Jumat setelah hari libur Thanksgiving. Para pedagang menantikan pertemuan OPEC+ minggu depan untuk mendapatkan lebih banyak berita mengenai tingkat produksi di masa depan.
Minyak mentah berjangka Brent turun 84 sen, atau satu persen menjadi USD80,58 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,56, atau dua persen ke level USD75,54.
Pertemuan OPEC+ semakin dekat
Walaupun demikian, melansir Investing, 25 November 2023, patokan minyak mentah mash berada di jalur positif dalam lima minggu terakhir, dengan kenaikan mingguan sekitar satu persen.
Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia (OPEC+) diperkirakan akan menyetujui pengurangan pasokan lebih banyak minggu depan untuk meningkatkan harga.
Namun, kenaikan kuat yang terlihat di awal minggu ini telah diredam oleh berita pertemuan OPEC+ ditunda hingga 30 November. Awalnya, pertemuan itu dijadwalkan pada Minggu, karena hal itu memicu spekulasi ketidaksepakatan antara negara-negara anggota mengenai besarnya pemangkasan produksi yang direncanakan.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Terus Tergerus
"Beberapa anggota dilaporkan tidak senang dengan target produksi mereka untuk tahun depan, tingkat yang diumumkan pada bulan Juni," kata para analis di ING, dalam sebuah catatan.
"Ini khususnya terjadi pada Angola, Kongo, dan Nigeria, yang mengalami pemangkasan target produksi karena mereka kesulitan mencapai target 2023. Para anggota ini tidak senang saat itu, dan disepakati bahwa target mereka akan ditinjau kembali sebelum akhir tahun ini dan mungkin direvisi lebih tinggi. Jelas, hal ini tidak terjadi," jelas dia.
Stok AS di level tertinggi sejak Juli
Kenaikan yang lebih besar untuk minggu ini juga terhalang oleh data yang menunjukkan peningkatan yang jauh lebih besar dari perkiraan dalam persediaan AS, dengan produksi AS yang tetap mendekati rekor tertinggi.
Persediaan minyak mentah AS meningkat 8,7 juta barel minggu lalu, sehingga total persediaan minyak mentah komersial AS sedikit di atas 448 juta barel, yang merupakan level tertinggi sejak Juli.
Ini adalah minggu keempat berturut-turut peningkatan persediaan AS, dengan rekor tingkat pasokan AS yang menimbulkan masalah bagi OPEC+, karena AS tampaknya mengambil pangsa pasar dari produsen-produsen utama kartel karena mereka, dan Arab Saudi khususnya, memangkas produksi untuk mendongkrak harga.