Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 15 November 2023 11:10
Beijing: Survei independen dan data alternatif menunjukkan pemulihan ekonomi Tiongkok masih belum mulus. Pemulihan konsumsi Tiongkok melambat dan kepercayaan bisnis swasta kehilangan momentum pada Oktober.
Indikator permintaan konsumen Tiongkok terhadap rekreasi dan transportasi yang diterbitkan oleh Quant Cube Technology yang berbasis di Paris, bersama dengan survei independen mengenai sentimen konsumen oleh perusahaan AS Morning Consult, turun pada Oktober dibandingkan bulan sebelumnya. Jajak pendapat mengenai sentimen bisnis swasta Tiongkok dari Cheung Kong Graduate School of Business juga menunjukan penurunan pada bulan tersebut.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan lemahnya pertumbuhan sektor jasa dan penurunan harga konsumen pada Oktober menyiratkan pemulihan konsumsi negara tersebut mengalami kesulitan bahkan ketika Beijing mengumumkan lebih banyak stimulus fiskal.
Para pemimpin Tiongkok pada Juli memperingatkan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini mengikuti pola peningkatan pertumbuhan yang singkat diikuti oleh penurunan.
"Kami melihat pemulihan zig-zag yang memerlukan stimulus berkelanjutan untuk menjaga pertumbuhan mendekati area lima persen yang ditargetkan pemerintah," kata Kepala Ekonom Tiongkok Allan Von Mehren di Danske Bank, dilansir Channel News Asia, Rabu, 15 November 2023.
"Saya pikir bidang utama untuk melakukan upaya stimulus adalah pasar perumahan dan konsumen," jelas dia.
Data kredit yang dirilis oleh bank sentral Tiongkok pada Senin, 13 November 2023, menunjukkan permintaan pinjaman jangka panjang korporasi dan rumah tangga masih lemah di Oktober 2023.
Pinjaman pemerintah merupakan bagian terbesar dari pembiayaan baru, sehingga menunjukkan bahwa stimulus fiskal merupakan dukungan utama perekonomian saat ini. Prospek konsumsi sangatlah penting, karena konsumsi merupakan kontributor utama pertumbuhan permintaan dalam perekonomian tahun ini.
Beijing pada akhir Oktober mengumumkan penerbitan obligasi pemerintah tambahan sebesar satu triliun yuan (186,4 miliar dolar Singapura) yang tidak biasa, yang ditujukan untuk pemulihan pascabanjir dan pencegahan bencana.
"Meskipun hal tersebut dapat membantu mendukung lapangan kerja. tampaknya hal ini masih belum cukup untuk meningkatkan permintaan konsumen”, tambah Von Mehren.
Indikator Quant Cube didasarkan pada sumber data alternatif, seperti kueri penelusuran web, angka transportasi yang mencerminkan pergerakan masyarakat, dan ulasan konsumen.
"Meskipun pemerintah memberikan stimulus keuangan terbaru, selama Oktober, data kami menunjukkan perlambatan yang terus-menerus di semua sektor, terutama di bidang transportasi," kata perusahaan itu.