Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 27 December 2024 13:47
Seoul: Penyelidik di Korea Selatan (Korsel) kembali melayangkan panggilan kepada mantan Presiden Yoon Suk Yeol yang saat ini sedang diskors, untuk dimintai keterangan terkait upaya gagal penerapan darurat militer pada awal Desember. Laporan ini disampaikan oleh Yonhap News yang berbasis di Seoul.
“Yoon sebelumnya telah mengabaikan tiga panggilan, termasuk dari kantor kejaksaan, tim gabungan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO), kepolisian, dan Kementerian Pertahanan,” menurut laporan penyelidik, seperti dikutip Anadolu Agency, Jumat 27 Desember 2024.
Badan anti-korupsi tersebut mengeluarkan panggilan ketiga pada Kamis dan meminta Yoon hadir untuk pemeriksaan pada hari Minggu.
Tim penyelidik yang dipimpin CIO, kini didampingi oleh jaksa dalam penyelidikan terhadap Yoon dan para pembantunya. Mereka menghadapi tuduhan makar dan pemberontakan setelah keputusan mengejutkan Yoon untuk memberlakukan darurat militer pada malam 3 Desember.
Namun, keputusan tersebut terpaksa dibatalkan hanya dalam waktu enam jam setelah parlemen menolak langkah tersebut. Pada 14 Desember, anggota parlemen kemudian memilih untuk memakzulkan Yoon, yang saat ini tetap diskors dari jabatannya hingga sidang Mahkamah Konstitusi memutuskan nasibnya.
Sidang perdana di pengadilan tertinggi dijadwalkan berlangsung pada hari Jumat. Dalam sidang tersebut, anggota parlemen oposisi juga akan memberikan suara untuk memakzulkan Presiden Sementara dan Perdana Menteri Han Duck-soo. (Muhammad Reyhansyah)