Asma al-Assad, istri dari pemimpin rezim Suriah terguling Bashar al-Assad. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 30 December 2024 12:27
London: Asma al-Assad, istri dari pemimpin rezim Suriah terguling Bashar al-Assad, secara efektif dilarang kembali ke Inggris setelah paspor Inggrisnya kadaluarsa, menurut media lokal.
Tanpa paspor yang sah, Asma Assad tidak dapat kembali ke kota asalnya, London, menurut Sunday Times. Moskow mengonfirmasi awal bulan ini bahwa keluarga Assad telah meninggalkan Damaskus dan diberi suaka di Rusia, meskipun keberadaan mereka yang sebenarnya tidak diketahui.
Laporan itu lebih lanjut menunjukkan dia dalam kondisi kritis karena leukemia, dengan peluang bertahan hidup hanya 50-50.
"Pengungkapan tentang status paspornya terjadi saat ayahnya, Fawaz Akhras, seorang ahli jantung terkemuka, meninggalkan jabatannya di sebuah klinik di Harley Street (London) dalam upaya yang jelas untuk merawat putrinya secara penuh waktu di Moskow, tempat dia melarikan diri sebelum runtuhnya rezim Suriah," kata laporan itu, dikutip dari Anadolu, Senin, 30 Desember 2024.
Masih belum jelas apakah pejabat pemerintah dengan sengaja memblokirnya untuk memperbarui paspor Inggrisnya saat masa berlakunya habis pada September 2020 atau apakah dia secara sukarela membiarkannya berakhir, tambah laporan itu.
Namun, sumber-sumber pemerintah "mengkonfirmasi bahwa dia tidak lagi memiliki dokumen perjalanan Inggris yang sah dan menjelaskan bahwa Yvette Cooper, menteri dalam negeri, tidak akan mengizinkannya memasuki Inggris dengan alasan kesehatan yang buruk," kata surat kabar itu.
"David Lammy, menteri luar negeri, sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Asma, mantan bankir investasi di Kota, 'tidak diterima di sini'." Kadaluarsa paspor Inggrisnya berarti pemerintah tidak perlu lagi mempertimbangkan pencabutan kewarganegaraan Asma Assad,” kata laporan tersebut.
Pada tahun 2012, setahun setelah pecahnya perang saudara Suriah, ia dikenai sanksi Inggris dan Uni Eropa, termasuk pembekuan aset dan larangan bepergian.
Bashar Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri bersama keluarganya ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.
Pengambilalihan tersebut terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir al-Sham merebut kota-kota utama dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu. (Siti Khumaira Susetyo)