Kecerdasan buatan. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 7 May 2024 20:05
Jakarta: Tren kecerdasan buatan sangat dinamis pada beberapa tahun ke depan. Pergerakan beberapa perusahaan yang sangat dinamis akan membuat Tren ini semakin kencang.
Vice President & Chief Technology Officer for Solutions ASEAN Salesforce Gavin Berfield mengaku sangat sulit untuk memprediksi proyek kecerdasan buatan (AI) yang sempurna dalam lima tahun ke depan. Perkembangan AI dalam tiga tahun belakangan menunjukkan perkembangan pesat ini tak bisa didominasi pemain tunggal.
"Siapa yang tahu perkembangan AI dalam tiga tahun lalu yang sangat cepat perkembanganya jadi saya melihat saya akan kasih tau bahwa AI yang dikembangkan Google, Microsoft baik namun kita tak tahu mana yang lebih baik dan semuanya akan bekerja lebih cepat," jelas dia, dikutip Selasa, 7 Mei 2024.
Dia juga mengatakan sebaiknya masyarakat tidak fokus menggunakan satu AI karena setiap AI memiliki kelebihannya masing-masing seperti Google,Microsoft dan Apple. Namun dia mengatakan aplikasi dengan sistem open source akan menyesuaikan kebutuhan pelanggan karena pada akhirnya modul yang sempurna akan menyesuaikan kebutuhan pengguna.
"Tak ada yang tahu model yang sempurna seperti apa, dalam setahun kedepan bisa jadi model ini yang berguna, dua tahun lagi akan berubah. Disini pentingnya mengedepankan sistem terbuka agar setiap pengguna bisa membuat model yang sempurna bagi dirinya," tegas dia.
Dia mencontohkan model AI untuk perusahaan infrastruktur di Spanyol belum tentu cocok bagi perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Hal ini karena setiap modal akan memiliki spesifikasi yang harus dilakukan dengan cepat.
"Bring your model siapa tahu model kamu yang lebih baik dan really good model di indonesia. Mungkin infrastruktur company di spanyol tak bagus bagi perusahaan telko di indonesia. Pilih model yang sempurna untuk kamu dan akan bergerak dengan cepat dan jangan taruh dalam satu platform saja," tegas dia.
Dia juga mengatakan perkembangan AI sudah mengarah kepada prediksi dalam menganalisa suatu data. Sistem dengan big data prediktif bisa memprediksi peluang penjualan kepada calon nasabah potensial. Sistem ini bisa menyesuaikan kebutuhan penjual seperti mencari orang dengan anggaran Rp1 miliar untuk berinvestasi.
"Banyak machine learning untuk pencarian data namun kami kembangkan big data untuk sistem prediktif yang bisa membantu pelanggan untuk melakukan penjualan, pelayanan serta consumer service secara holistik," jelas dia.