PM Jepang Fumio Kishida. (AP)
Willy Haryono • 11 December 2023 14:56
Tokyo: Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang yang tingkat popularitasnya menurun belakangan ini, berencana melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. Ia akan mengganti 15 jajaran menteri dan menteri junior, menurut laporan surat kabar Asahi.
Reshuffle ini disebut-sebut sebagai upaya PM Kishida dalam menahan dampak skandal penggelapan dana yang mengancam melumpuhkan pemerintahannya.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa perombakan kabinet ini akan melanda para pejabat yang sebelumnya pernah berada di kabinet Shinzo Abe. Reshuffle ini diperkirakan berlangsung di tengah kecurigaan bahwa kelompok tersebut secara sistematis menyembunyikan dana politik. Kishida juga berencana memecat anggota faksi Abe dari posisi senior partai, menurut laporan media pada akhir pekan.
“Saya akan mengambil tindakan tepat pada waktu yang tepat, untuk menghindari penundaan dalam pengelolaan pemerintahan,” kata Kishida kepada wartawan pada hari Senin, 11 Desember 2023, seraya menolak berkomentar lebih jauh mengenai rencananya.
Tokoh paling berpengaruh di antara mereka yang akan digulingkan adalah Menteri Perdagangan Yasutoshi Nishimura, yang telah membantu mendorong rencana Jepang mendapatkan kembali statusnya yang hilang sebagai pembuat chip kelas dunia. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, juru bicara utama pemerintah juga diperkirakan menjadi sasaran. Perombakan kemungkinan terjadi setelah berakhirnya sidang parlemen pada Rabu pekan ini.
Tidak jelas apakah tindakan keras seperti itu akan menstabilkan dukungan terhadap pemerintahan Kishida, yang mencapai titik terendah bagi seorang perdana menteri Jepang dalam lebih dari satu dekade dalam beberapa jajak pendapat.
Meski pemilihan umum tidak perlu diadakan hingga tahun 2025, LDP dapat memilih menggantikannya ketika masa jabatannya sebagai pemimpin partai LDP berakhir di bulan September, atau lebih awal.