PM Kanada Justin Trudeau Khawatir Trump Terpilih Kembali sebagai Presiden AS

PM Kanada Justin Trudeau. (AP)

PM Kanada Justin Trudeau Khawatir Trump Terpilih Kembali sebagai Presiden AS

Willy Haryono • 17 January 2024 09:59

Ottawa: Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada, mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat, maka hal itu tidak akan "mudah" bagi negaranya.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa kemarin, Trudeau juga mengatakan berkuasanya kembali Trump di Negeri Paman Sam akan menjadi sebuah "kemunduran."

Komentar Trudeau disampaikan setelah Trump – yang jelas-jelas merupakan kandidat terdepan dari Partai Republik – meraih kemenangan telak dalam kaukus Iowa pada Senin malam.

Banyak pihak berspekulasi bahwa kemenangan Trump menempatkannya dalam posisi yang baik untuk mendapatkan nominasi Partai Republik – membawanya selangkah lebih dekat dalam perjalanannya kembali ke Ruang Oval Gedung Putih.

Trudeau, yang dipimpin kelompok Liberal kiri-tengah yang berkuasa pada November 2015, memiliki hubungan buruk dengan Trump selama empat tahun pertama masa jabatannya di Gedung Putih. Pada tahun 2018, Trump menuduh Trudeau lemah dan tidak jujur.

"Pertama kali tidak mudah, dan jika terjadi yang kedua kalinya, maka itu juga tidak akan mudah," kata PM Trudeau menggunakan bahasa Prancis dalam diskusi yang diselenggarakan kamar dagang Montreal.

"Tetapi kita tidak dapat membayangkan suatu hari di mana berurusan dengan Amerika akan mudah. Tanggung jawab utama setiap perdana menteri adalah mewakili dan membela kepentingan Kanada. Kita telah mampu melakukan hal ini dengan sangat baik dalam beberapa tahun terakhir," sambungnya, seperti dikutip dari laman Independent.co.uk, Rabu, 17 Januari 2024.

Kanada mengirimkan 75 persen ekspor barang dan jasanya ke AS, dan sangat rentan jika Negeri Paman Sam mengubah haluan ke kebijakan proteksionisme.

Baca juga:  Menang Telak! Trump Raih Lebih dari 50 Persen Suara di Kaukus Iowa

Kemenangan Populisme

Menurut survei Reuters bulan ini, sekitar dua pertiga warga Kanada yang disurvei mengatakan mereka tidak yakin demokrasi AS bisa bertahan selama empat tahun setelah Trump berkuasa.

Sekitar setengahnya mengatakan AS sedang menuju negara otoriter, menurut jajak pendapat yang dirilis di hari Senin.

Trudeau menambahkan bahwa kemenangan Trump akan menjadi "sebuah langkah mundur" dan kemenangan bagi "populisme yang mencerminkan banyak penderitaan dan kemarahan tanpa memberikan solusi."

Ia mengatakan bahwa Trump juga menunjukkan sedikit minat dalam mengatasi isu perubahan iklim, berbeda dengan kelompok Liberal, yang menganggap hal ini sebagai prioritas. "Jelas ada isu-isu yang membuat saya tidak setuju sama sekali dengan Trump," sebut Trudeau, merujuk pada isu iklim.

Pernyataan perdana menteri Kanada muncul tak lama setelah sentimen serupa disampaikan presiden Bank Sentral Eropa. Pekan lalu, Christine Lagarde memperingatkan bahwa terpilihnya kembali Trump akan menjadi ancaman bagi Eropa.

Dalam sebuah wawancara dengan France 2 TV, Lagarde mengatakan cara Trump menjalankan masa jabatan pertamanya sebagai presiden sudah cukup untuk meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi kembalinya pengusaha real estate itu ke tampuk kekuasaan.

"Jika kita harus belajar dari sejarah, dari cara dia memimpin empat tahun pertama masa jabatannya, ini jelas merupakan sebuah ancaman," ungkap Lagarde.

"Cukup melihat tarif perdagangan, komitmen terhadap NATO, dan perjuangan melawan perubahan iklim. Hanya dalam tiga bidang ini, di masa lalu (di bawah Trump), kepentingan AS tidak sejalan dengan kepentingan Eropa," lanjutnya.

Para pengamat mengatakan komentar Lagarde menandai penyimpangan dari praktik yang biasa dilakukan para pemimpin bank sentral untuk menghindari keterlibatan dalam masalah politik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)