Trump Klaim Kepung Venezuela dengan Armada Laut Terbesar

AS telah menyita sejumlah kapal tanker di dekat perairan Venezuela. (Anadolu Agency)

Trump Klaim Kepung Venezuela dengan Armada Laut Terbesar

Muhammad Reyhansyah • 17 December 2025 16:05

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa, 16 Desember 2025, mengumumkan apa yang ia sebut sebagai “blokade” terhadap kapal-kapal tanker minyak Venezuela yang dikenai sanksi. Langkah ini secara signifikan meningkatkan tekanan Washington terhadap pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Dalam unggahan panjang di platform media sosialnya, Trump menyatakan bahwa Venezuela kini “dikepung sepenuhnya oleh armada terbesar yang pernah disatukan dalam sejarah Amerika Selatan.”

Ia menambahkan bahwa kekuatan tersebut “akan terus bertambah besar” dan menimbulkan guncangan yang “belum pernah mereka rasakan sebelumnya,” hingga Venezuela mengembalikan kepada Amerika Serikat “seluruh minyak, tanah, dan aset lain yang sebelumnya mereka curi.”

Trump tidak merinci secara spesifik aset yang dimaksud. Namun, pada masa pemerintahan Presiden Hugo Chavez—pendahulu Maduro—Venezuela mengambil alih aset sejumlah perusahaan minyak Amerika Serikat setelah nasionalisasi ladang minyak pada 2007.

Dalam unggahan yang sama, Trump mengumumkan pemberlakuan “blokade total dan menyeluruh” terhadap seluruh kapal tanker minyak bersanksi yang keluar dan masuk Venezuela, seraya menuntut pengembalian minyak dan aset tersebut.

Pemerintah Venezuela merespons keras pernyataan Trump dengan menyebutnya sebagai “ancaman sembrono dan serius” yang melanggar hukum internasional, prinsip perdagangan bebas, serta kebebasan navigasi.

“Presiden Amerika Serikat bermaksud memberlakukan secara sepenuhnya tidak rasional apa yang disebut sebagai blokade militer laut terhadap Venezuela dengan tujuan mencuri kekayaan yang menjadi milik tanah air kami,” demikian pernyataan pemerintah Venezuela, dikutip dari ABC News, Rabu, 17 Desember 2025.

Kapal Perang AS di Karibia

Amerika Serikat saat ini dilaporkan memiliki 11 kapal perang di kawasan Karibia, jumlah terbanyak dalam beberapa dekade terakhir. Namun, pengamat menilai kekuatan tersebut belum cukup untuk menerapkan blokade laut dalam pengertian tradisional, yakni menutup sepenuhnya garis pantai suatu negara.

Reuters melaporkan pekan lalu bahwa armada kapal bersanksi yang membantu pengiriman minyak Venezuela berjumlah sekitar 30 unit. Sementara itu, data Tanker Trackers menunjukkan lebih dari selusin kapal tanker bersanksi saat ini berada di perairan Venezuela.

Pekan lalu, Amerika Serikat juga menyita sebuah kapal tanker minyak bersanksi di lepas pantai Venezuela. Pejabat AS menyebut kapal tersebut terlibat dalam jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing serta digunakan untuk mengangkut minyak antara Venezuela dan Iran. Kapal tersebut dilaporkan tengah menuju Kuba.

Secara terpisah, sejak September, militer AS telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat dalam penyelundupan narkotika. Pemerintahan Trump menyatakan operasi tersebut bertujuan menghentikan aliran obat-obatan terlarang ke Amerika Serikat.

Unggahan Trump pada Selasa malam itu muncul setelah Kepala Staf Gedung Putih, Susie Wiles, dikutip majalah Vanity Fair mengatakan bahwa Trump “ingin terus meledakkan kapal sampai Maduro menyerah.”

Trump kembali mengecam pemerintahan Maduro sebagai “rezim bermusuhan.” Meski Washington telah lama menilai Maduro sebagai pemimpin rezim korup dan diktator, Trump bulan lalu mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menetapkan Maduro sebagai kepala organisasi teroris asing.

“Rezim Maduro yang tidak sah menggunakan minyak dari ladang minyak curian ini untuk membiayai diri mereka sendiri, terorisme narkoba, perdagangan manusia, pembunuhan, dan penculikan,” tulis Trump. Ia menegaskan bahwa, atas dugaan pencurian aset Amerika Serikat serta berbagai tuduhan lain, termasuk terorisme dan penyelundupan narkoba, pemerintahan Venezuela telah ditetapkan sebagai “organisasi teroris asing.”

Baca juga:  Harga Minyak Melonjak usai Trump Perintahkan Blokade Venezuela

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)