Viral Pantai di Iran Berwarna Merah saat Hujan, Apa Penyebabnya?

Blood rain di pulau Hormuz. (Vice)

Viral Pantai di Iran Berwarna Merah saat Hujan, Apa Penyebabnya?

Riza Aslam Khaeron • 17 December 2025 14:25

Teheran: Media sosial baru-baru ini dihebohkan oleh cuplikan video fenomena alam di Pulau Hormuz, Iran, yang mengundang rasa takjub. Air hujan berwarna merah pekat tampak mengalir dari tebing menuju bibir pantai, lalu menyatu dengan ombak hingga garis pantai tampak seolah-olah "berdarah".

Salah satu akun yang mengunggah video ini adalah akun Instagram milik pemandu tur Pulau Hormuz, @hormoz_omid.

"Pantai Merah sedang berada di puncak keindahannya, Hujan membuat daya tarik Hormoz ini luar biasa. Laut biru di pantai ini berubah menjadi merah," tulis @hormoz_omid.

Video tersebut langsung meraih 932 ribu tayangan dengan lebih dari 40 ribu suka dan berbagai komentar positif. Salah satu akun di forum r/Iran Reddit menulis "Terima kasih telah menyebarkan (video) ini, ini sangat spesial."

Meskipun sangat memukau, banyak netizen yang penasaran tentang apa sebenarnya penyebab fenomena menakjubkan ini.
 

Penyebab Hujan Darah di Pulau Hormuz


Tanah pelangi di pulau Hormuz. (via unusualplaces.org

Melansir artikel The Independent, fenomena yang disebut "blood rain" itu terjadi di Pulau Hormuz, wilayah Iran yang terletak di Selat Hormuz. Warna merah pada aliran air hujan dan garis pantai dikaitkan dengan kandungan tanah yang kaya akan besi teroksidasi yang menyebabkan besi tersebut berubah warna.

Penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini diuraikan oleh NASA Earth Observatory. Pulau Hormuz merupakan kubah garam yang kaya akan mineral.


Foto satelit pulau kubah garam pulau Hormuz. (NASA)

"Pulau ini merupakan kubah garam, yakni tonjolan berbentuk tetesan air mata yang terdiri atas garam batu, gipsum, anhidrit, dan material evaporit lainnya yang terdorong ke atas menembus lapisan batuan di atasnya," jelas NASA Earth Observatory.

"Garam batu atau halit bersifat lemah dan mengapung, sehingga kehilangan kerapuhannya dan mengalir seperti cairan ketika berada di bawah tekanan tinggi," tambah NASA.

Namun, massa yang muncul di permukaan di pulau ini bukan hanya garam. Di dalamnya juga terdapat lapisan tanah liat, karbonat, serpih, dan batuan vulkanik yang kaya akan kandungan besi. Beberapa di antaranya mengalami perubahan warna mencolok menjadi merah, kuning, dan oranye karena terdorong ke permukaan serta berinteraksi dengan air dan mineral dari lapisan batuan lain.

Studi sebelumnya menemukan pulau ini memiliki cadangan besi yang cukup melimpah. UK Met Office kemudian menjelaskan bahwa fenomena blood rain secara umum terjadi ketika hujan membawa serta debu atau pasir berwarna kemerahan. Namun, kejadian di Pulau Hormuz lebih disebabkan tanah merah kaya besi teroksidasi yang larut dan terbawa oleh air hujan hingga ke pantai.

Menariknya, tanah merah di Pulau Hormuz tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki nilai budaya. Masyarakat lokal menyebutnya sebagai gelak dan kerap menggunakannya sebagai campuran bumbu dalam makanan, seperti roti khas bernama tomshi.

Meski begitu, para ilmuwan memperingatkan bahwa konsumsi tanah tersebut secara rutin bisa berbahaya karena kandungan logam berat di dalamnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Arga Sumantri)