Wisuda Universitas Bung Karno Tahun Akademik 2024/2025. Istimewa.
Jakarta: Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Romi Hendra Rahtomo Soekarno menekankan pentingnya mewujudkan kedaulatan teknologi. Sebab, tantangan baru bangsa Indonesia yaitu bentuk penjajahan modern melalui teknologi dan data.
Hal ini disampaikan dalam Wisuda Sarjana ke-XXIII dan Magister Hukum ke-VII Universitas Bung Karno (UBK), serta Dies Natalis ke-XXVI Tahun Akademik 2024/2025 di Balai Sudirman, Jakarta.
"Penjajahan hari ini datang lewat server asing, algoritma yang mengendalikan opini publik, serta platform digital yang menyedot ekonomi nasional," ujar Rony dalam keterangannya, Kamis, 27 November 2025.
Ia pun menekankan pentingnya mewujudkan kedaulatan teknologi sebagai bagian dari interpretasi baru Trisakti di abad ke-21. Romy menegaskan jika masih hidup hari ini, Bung Karno juga akan memberi peringatan tentang bahaya imperialisme digital.
Romy mengatakan UBK harus menjadi kampus teknologi kerakyatan, yang mengembangkan AI berbasis Pancasila, penelitian blockchain yang demokratis, hingga ekonomi digital tanpa kolonialisme platform. Romy mengajak para wisudawan untuk menjadi pelopor perubahan sesuai profesi yang mereka pilih.
"Kalau kalian pengacara, jadilah pembela rakyat. Kalau ekonom, jadilah penjaga kedaulatan pangan. Kalau programmer, jadilah pencipta sistem, bukan buruh digital bagi korporasi asing," ujar Rony.
Romy menegaskan lulusan UBK harus menjadi generasi merdeka di atas algoritma, mandiri dalam pikiran dan tindakan, dan siap menciptakan sejarah bagi Indonesia.
"Bangsa yang tidak menguasai teknologi akan diperintah oleh teknologi. Bangsa yang tidak menguasai datanya akan dijadikan komoditas oleh bangsa lain," tegas Rony.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Romi Hendra Rahtomo Soekarno. Istimewa.
Ia mengingatkan kembali pesan almarhumah Rachmawati Soekarnoputri, pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, bahwa generasi Indonesia tidak boleh tercabut dari akar sejarahnya. Romy juga berharap agar keluarga besar Bung Karno terus mendukung percepatan kemajuan Universitas Bung Karno.
"Nama Bung Karno di gerbang kampus bukan hanya identitas, tetapi amanat sejarah," ungkap Rony.
Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri turut hadir
Acara tersebut turut menghadirkan tokoh-tokoh nasional. Termasuk, Presiden ke-5 Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri, yang memberikan orasi ilmiah.
Hadir juga Puti Guntur Soekarno, Eriko Sotarduga, Rohmin Dahuri, Once Mekel, Putra Nababan, Panda Nababan, Meutia Hatta, Halida Hatta, serta Hakim Konstitusi Arif Hidayat.
Acara wisuda kemudian dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan gelar bagi para lulusan, disambut dengan kebanggaan keluarga dan sivitas akademika UBK.