Direktur Utama Bank Syariah Nasional (BSN) Alex Sofjan Noor (tengah). Foto: dok BSN.
Ade Hapsari Lestarini • 4 December 2025 21:45
Ponorogo: Sebagai negara Muslim terbesar di dunia dengan populasi umat Islam yang mencapai 87,2 persen dari total penduduk sebesar 229 juta jiwa, keberadaan perbankan syariah di Indonesia sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Terlebih lagi, Indonesia memiliki ekosistem ekonomi syariah yang tersebar di berbagai sektor mulai dari lembaga keuangan, lembaga pendidikan, rumah sakit Islam, ormas Islam, hingga kebutuhan untuk pemenuhan produk halal maupun ibadah seperti haji dan umrah yang membutuhkan keberadaan perbankan syariah. Potensi tersebut belum termasuk dengan keberadaan 30.494 pesantren yang saat ini memiliki sekitar 4.373.694 santri di seluruh Indonesia.
Hadirnya PT Bank Syariah Nasional (BSN) yang mengusung visi menjadi mitra utama keuangan keluarga yang berkah dan amanah diharapkan bisa memenuhi layanan syariah inklusif di Indonesia termasuk potensi besar di lingkungan pesantren tersebut. BSN yang sebelumnya merupakan Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau (UUS BTN), selama lebih dari 20 tahun telah menjadi salah satu pilar dalam memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia melalui solusi pembiayaan yang inovatif.
"Dalam menggerakkan ekonomi syariah, pesantren memiliki lima peran penting yakni sebagai pusat edukasi dan literasi, penggerak UMKM syariah, penguatan inklusi keuangan syariah, penguat ekonomi halal dan sebagai laboratorium ekonomi syariah," kata Direktur Utama Bank Syariah Nasional (BSN) Alex Sofjan Noor, saat menyampaikan Kuliah Umum bertajuk "Peran Pesantren dalam Transformasi Ekonomi dan Perbankan Syariah yang Berkelanjutan di Era Digital", di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Kamis, 4 Desember 2025.
Alex yang menjadi salah satu dosen tamu dalam rangkaian acara 13th ASEAN International Conference of Islamic Finance (AICIF) 2025 sekaligus peringatan 100 Tahun berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor tersebut, menjelaskan bahwa peran pesantren sebagai pusat edukasi dan literasi ekonomi syariah di Indonesia masih kecil perannya dibandingkan dengan Malaysia.
Berdasarkan data Islamic Finance Literasi, peran pesantren sebagai pusat edukasi dan literasi ekonomi syariah di Indonesia angkanya baru mencapai 39,11 persen, sementara di Malaysia mencapai 80,2 persen. BSN mengajak kalangan pesantren maupun santri di seluruh Indonesia berkolaborasi dalam upaya meningkatkan peran sebagai pusat edukasi dan literasi ekonomi syariah.

Direktur Utama Bank Syariah Nasional (BSN) Alex Sofjan Noor (kiri). Foto: dok BSN