Pertamina salurkan BBM ke wilayah terdampak banjir. Foto: dok Pertamina.
Ade Hapsari Lestarini • 1 December 2025 20:48
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman akan menerjunkan tim untuk memetakan jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah yang terdampak banjir bandang dan longsor.
"Kami ditugaskan semua terjun. Saya besok akan ke Sumatra, khususnya melihat wilayah-wilayah yang ada antrean BBM,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman ketika ditemui setelah menghadiri rapat di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dilansir Antara, Senin, 1 Desember 2025.
Laode menjelaskan secara stok BBM, kondisi masih aman. Akan tetapi, penyaluran pasokan BBM tersendat karena Sibolga, Sumatra Utara merupakan salah satu pusat pendistribusian BBM ke wilayah-wilayah lain.
Sibolga adalah salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang di Sumatera Utara.
"Ini yang menjadi tantangan. Harus kami ambil dari mana untuk memasok ke wilayah-wilayah kayak Padang Sidempuan? Nah, besok kami akan ke sana," kata Laode.

Mencari alternatif-alternatif penyaluran pasokan BBM
Laode pun berupaya untuk mencari alternatif-alternatif penyaluran pasokan BBM untuk memenuhi kebutuhan di wilayah-wilayah yang terdampak oleh bencana banjir bandang dan longsor.
Misalkan, lanjut dia, untuk pasokan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, diambil dari Dumai, Riau.
"Itu contoh saja. Nah, mungkin inovasi-inovasi seperti ini akan kami coba laksanakan," ujar dia.
Pernyataan tersebut menanggapi antrean panjang BBM di sejumlah wilayah terdampak banjir bandang dan longsor, seperti di wilayah Aceh. Kelangkaan pasokan BBM lantas menyebabkan meroketnya harga BBM, seperti Pertalite yang seharusnya senilai Rp10 ribu per liter, dijual hingga menyentuh Rp30 ribu per liter.
Diwartakan sebelumnya, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menyampaikan Pertamina menahan harga BBM di tiga provinsi yang terdampak banjir, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat.
Sementara itu, harga BBM naik di luar ketiga provinsi tersebut. Seperti di Jabodetabek, harga BBM nonsubsidi Pertamax yang meroket menjadi Rp12.750 per liter dari Rp12.200 per liter.
Roberth menyampaikan penyesuaian harga ini dilakukan dengan mengacu pada formula harga dari pemerintah, serta mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak dunia, seperti Argus atau Mean of Platts Singapore (MOPS), dan mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.