Gunung Merapi. Dokumentasi/ BPPTKG
Ahmad Mustaqim • 17 June 2023 11:39
Yogyakarta: Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso menyebut kegempaan di Gunung Merapi cukup rendah pada pekan ini. Namun aktivitas vulkanik yang lain yakni erupsi masih lebih tinggi.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, namun gempa guguran masih dalam jumah yang cukup tinggi," kata Agus di Yogyakarta, Sabtu, 17 Juni 2023.
Agus menjelaskan hasil laporan pengamatan Gunung Merapi periode 9-16 Juni menunjukkan erupsi atau guguran di puncak terjadi 127 kali. Material guguran tersebut meluncur ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng.
"Jarak luncur material guguran maksimal 2.000 meter. Petugas di Pos Babadan juga mendengar suara guguran 72 kali, intensitas kecil hingga sedang," jelasnya.
Peristiwa gempa yang tercatat BPPTKG yakni gempa guguran 972 kali, gempa gempa fase banyak 29 kali, gempa tektonik 16 kali, gempa frekuensi rendah 13 kali, dan gempa vulkanik dangkal 1 kali.
Agus juga menjelaskan deformasi atau perubahan bentuk Gunung Merapi menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,1 sentimeter per hari. Sementara, posisi kubah lava di bagian barat daya sebanyak 2.372.800 meter kubik dan kubah lava tengah 2.337.300 meter kubik.
"Pada kubah barat daya, teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava. Untuk kubah tengah tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan," ungkapnya.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi yang ditunjukkan erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan masih siaga. BPPTKG masih menetapkan radius aman aktivitas manusia sekitar 3-7 kilometer.
"Radius aman jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi ini khusus di area hulu Sungai Bedog, Sungai Krasak, dan Sungai Bebeng," ujarnya.