Emiten ERAL Melantai di Bursa, Raup Dana Rp404 Miliar

PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: dok ERAL.

Emiten ERAL Melantai di Bursa, Raup Dana Rp404 Miliar

Husen Miftahudin • 8 August 2023 17:27

Jakarta: PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2023 melalui Initial Public Offering (IPO). Dalam aksi korporasi ini, perseroan berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp404,6 miliar melalui penerbitan 1,037 miliar saham baru di bursa.

Emiten yang masih terafiliasi dengan Erajaya Group ini berhasil menarik minat investor. Ini terlihat dari tingginya minat selama masa penawaran umum, sehingga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 56,64 kali.

Perseroan telah menetapkan harga IPO saham ERAL pada Rp390 per saham dari kisaran awal antara Rp370 sampai Rp410 per saham.  Dari dana yang diperoleh, sekitar 37 persennya akan digunakan untuk ekspansi bisnis eksisting.

Kemudian sekitar 13,75 persen lainnya akan digunakan untuk untuk mendukung ekspansi bisnis baru. Selebihnya sebesar 49,25 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan.

"Perseroan hadir untuk memanfaatkan potensi besar dari sektor ritel gaya hidup yang terus berkembang di Indonesia. Ditambah lagi kegiatan konsumsi merupakan penopang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi nasional hingga saat ini," kata Direktur Utama PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) Djohan Sutanto dikutip dari siaran pers, Selasa, 8 Agustus 2023.

Target kinerja

Djohan menyampaikan, strategi perseroan untuk terus mengembangkan bisnis di sektor ritel gaya hidup didorong oleh keyakinan pertumbuhan penduduk usia produktif (15-59 tahun) akan menjadi pendorong utama peningkatan pengeluaran konsumsi produk gaya hidup aktif di Indonesia.

Dalam hal ini, terdapat 177 juta penduduk Indonesia (66 persen dari total penduduk) yang termasuk dalam kelompok penduduk kategori usia produktif.

Karena populasinya yang besar, Indonesia memiliki ukuran pasar ritel tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan perkiraan nilai pasar sebesar USD314,2 miliar pada 2025, berdasarkan data dari Frost & Sullivan.

"Permintaan produk gaya hidup aktif di Indonesia menunjukkan trajectory yang positif, mengingat dominasi penduduk usia produktif menjadi pendukung utama pertumbuhan PDB dan konsumsi di Indonesia," pungkas Djohan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)