BRICS Janji Seimbangkan Tatanan Global

Pertemuan BRICS yang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan. Foto: Associated Press

BRICS Janji Seimbangkan Tatanan Global

Medcom • 25 August 2023 16:40

Johannesburg: BRICS sepakat menerima Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab dalam rangka mempercepat upaya merombak tatanan dunia yang dinilai blok ini ‘sudah ketinggalan zaman’.

 

Keenam kandidat akan diresmikan pada 1 Januari 2024, kata Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dalam pertemuan puncak pemimpin BRICS di Johannesburg.
 

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat 25 Agustus 2023 jajaran pimpinan BRICS membuka pintu seluas-luasnya bagi puluhan negara dengan motivasi untuk menyertakan kedudukan global yang mereka anggap curang dan merugikan.

 

Ekspansi ini memperkuat ekonomi BRICS yang anggotanya saat ini terdiri dari Tiongkok, Brasil, Rusia, India dan Afrika Selatan. Hal tersebut mendorong semakin panasnya ambisi untuk menjadi pemimpin negara-negara selatan.
 

Namun ketegangan jangka panjang bisa saja terjadi diantara negara-negara anggota yang menginginkan kelompok ini menjadi sejajar dengan negara barat, terutama Tiongkok dan Rusia. Serta negara yang masih menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Eropa.

 

“Perluasan keanggotaan ini bersejarah,” kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, pendukung paling setia perluasan keanggotaan blok tersebut. 

 

“Ini menunjukkan tekad negara-negara BRICS untuk bersatu dan bekerja sama dengan negara-negara berkembang yang lebih luas,” lanjutnya. 

Baca: BRICS Punya Enam Anggota Baru, Tapi Bukan Indonesia.

 

BRICS yang mulanya akronim yang diciptakan oleh Kepala Ekonom Goldman Sachs Jim O'Neil pada 2001, blok ini kemudian didirikan pada tahun 2009 sebagai klub informal beranggotakan empat negara. Barulah di 2010, ekspansi pertama menambahkan Afrika Selatan.

 

Dengan bergabungnya negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi dan UEA menyoroti berpalingnya mereka dari Amerika Serikat dengan ambisinya menjadi negara kelas berat global.

 

“BRICS telah memulai babak baru dalam upaya membangun dunia yang lebih adil, dunia yang inklusif dan sejahtera,” kata Ramaphosa.

 

“Kami memiliki konsensus mengenai fase pertama dari proses ekspansi ini dan fase lainnya akan menyusul,” paparnya.

 

Menyeimbangkan Tatanan Global?

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menghadiri pertemuan perluasan pada Kamis, dan menggemakan seruan lama BRICS untuk reformasi Dewan Keamanan PBB, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

 

“Agar lembaga-lembaga multilateral tetap benar-benar universal, mereka harus melakukan reformasi untuk mencerminkan kekuatan dan realitas ekonomi saat ini,” kata Guterres.

 

Meski blok ini merupakan rumah 40 persen populasi dunia dan seperempat PDB global, perpecahan internal yang tak kunjung usai menghambat ambisi BRICS.

 

Tiap anggota memiliki perekonomian dengan skala yang sangat berbeda dan visi kebijakan luar negeri pemerintahan yang kerap bertolak belakang, hal ini menjadi faktor yang mempersulit model pengambilan keputusan konsensus BRICS.

 

Dilema ekspansi menjadi topik utama dalam pertemuan puncak di Afrika Selatan. Meski seluruh anggota menyatakan dukungannya secara terbuka, namun ada perbedaan pendapat diantara para pemimpin mengenai seberapa besar dan cepat dukungan itu akan diberikan.


Baca: Tak Ingin Tergesa-gesa, Alasan Indonesia Belum Masuk BRICS.
 

Pertimbangan mengenai kriteria dan negara mana saja yang akan diundang diperpanjang hingga Rabu malam.

 

Tiongkok yang sudah menggebu-gebu menentang dominasi Barat, sebuah strategi yang dimiliki Rusia, semangat menyerukan ekspansi. Sementara anggota BRICS lainnya mendukung upaya mendorong terciptanya tatanan global multipolar. 

 

Di sisi lain Brasil dan India diketahui masih menjalin hubungan yang sangat erat dengan negara-negara Barat. Atas gagasan bahwa BRICS harus menyaingi Amerika Serikat dan negara-negara kaya G7 Presiden Brasil mengumumkan penolakannya pada Selasa. 

 

BRICS gandeng negara aliansinya 

Negara-negara yang diundang bergabung mencerminkan keinginan masing-masing anggota BRICS untuk menyertakan sekutunya dalam blok itu.

 

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva secara vokal melobi Argentina untuk bergabung, sementara Mesir dikenal menjalin hubungan komersial yang erat dengan Rusia dan india.

 

Rusia dan Iran satu visi dalam perjuangan mereka melawan sanksi dan isolasi diplomatik AS, dan hubungan ekonomi mereka kian mengeras setelah invasi Moskow ke Ukraina.

 

“BRICS tidak bersaing dengan siapapun,” kata Vladimir Putin dari Rusia, saat menghadiri KTT jarak jauh.

 

“Tapi jelas, proses munculnya tatanan dunia baru masih mempunyai lawan yang sengit,” Lanjutnya.

 

Sementara Beijing, yang dekat dengan Ethiopia mencerminkan keinginan Afrika Selatan memperkuat suara Afrika dalam urusan global.

 

Presiden Iran, Ebrahim Raisi merayakan undangan bergabung ke dalam BRICS dengan mengecam Washington.

 

“Perluasan BRICS menunjukkan bahwa kedekatan unilateral sedang menuju kehancuran,” pungkas Raisi. (Hillary Sitohang)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)