Wali Kota Derna Ditahan atas Kelalaian Terkait Banjir Libya

Tim penyelamat mencari korban banjir di Derna, Libya, 18 September 2023. (AP/Yousef Murad)

Wali Kota Derna Ditahan atas Kelalaian Terkait Banjir Libya

Willy Haryono • 25 September 2023 19:21

Derna: Wali Kota dari Derna, kota di Libya timur, ditahan bersama sejumlah pejabat lainnya karena diduga telah melakukan kesalahan pengelolaan dan kelalaian terkait runtuhnya bendungan yang membanjiri kota itu dua pekan lalu, kata kantor kejaksaan agung Libya pada hari Senin, 25 September 2023.

Kantor Kejaksaan Agung Libya, yang bermarkas di ibu kota Tripoli, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan perintah untuk menahan delapan pejabat setempat terkait jebolnya bendungan yang dipicu terjangan Badai Daniel.

Air dari dua bendungan yang jebol di Derna menimbulkan arus deras yang menghancurkan banyak permukiman warga dan menewaskan ribuan orang.

Mengutip dari Al Arabiya News, mereka yang ditahan termasuk wali kota dan seorang pejabat yang bertanggung jawab atas sumber daya air, tanpa menyebutkan nama mereka.

Warga yang marah menyalahkan pihak berwenang atas runtuhnya dua bendungan di Derna, yang dibangun untuk menahan aliran sungai musiman yang mengalir melalui kota tersebut.

Pencarian Korban Banjir

Kontrak tahun 2007 untuk memperbaiki bendungan tidak pernah selesai di tengah perang saudara Libya yang dimulai lewat pemberontakan yang didukung NATO dalam menggulingkan diktator Muammar Gaddafi di tahun 2011. Derna hingga tahun 2019 dikendalikan militan dari serangkaian kelompok, termasuk Islamic State (ISIS).

Para pengunjuk rasa membakar rumah Wali Kota Derna, Abdulmenam al-Ghaithi, pekan lalu, dan pemerintah di wilayah timur negara itu mengatakan pejabat tersebut diberhentikan dan seluruh dewan kota dipecat.

Ribuan orang dipastikan tewas akibat banjir dan ribuan lainnya masih dinyatakan hilang, dengan sejumlah bangunan tersapu sepenuhnya ke laut.

Tim penyelamat internasional terus berupaya menemukan jenazah dari bawah reruntuhan dan di pelabuhan kota Derna, dengan harapan menemukan penyintas yang jumlahnya semakin berkurang.

Upaya banjir dan penyelamatan juga mengungkap perselisihan antara pemerintah pusat Libya dan pemerintahan tandingan, yang menguasai bagian timur negara dan tidak mengakui otoritas di Tripoli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)