Pemulihan Ekonomi Tiongkok Terganjal Krisis Properti

Ilustrasi. FOTO: AP

Pemulihan Ekonomi Tiongkok Terganjal Krisis Properti

Angga Bratadharma • 14 August 2023 18:32

Beijing: Pemulihan ekonomi Tiongkok sedang terbebani oleh kemerosotan di sektor properti yang kondisinya memburuk, dengan data terbaru cenderung menunjukkan sedikit tanda rebound dalam pertumbuhan. Sejauh ini, pemulihan yang terjadi usai pandemi covid-19 melanda kian rapuh.
 
Angka resmi yang akan dirilis diperkirakan hanya menunjukkan peningkatan moderat dalam produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap. Investasi properti kemungkinan terus menyusut, dengan kekhawatiran krisis utang pada pengembang besar dan kontraksi lebih lanjut dalam penjualan perumahan menahan rebound di sektor tersebut.

Sebagian besar negara itu juga dilanda hujan lebat dan banjir mematikan, menghambat aktivitas konstruksi bulan lalu. Data yang lemah kemungkinan memberi tekanan pada Beijing untuk menambahkan lebih banyak stimulus moneter atau fiskal setelah tanggapan yang cukup redup dari para pejabat sejauh ini.

Tingkat utang yang tinggi tahan pembuat kebijakan

Melansir The Business Times, Senin, 14 Agustus 2023, para ekonom mengatakan yuan yang lemah dan tingkat utang yang tinggi menahan para pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan yang lebih kuat, dengan stimulus tahun ini cenderung tertinggal dari langkah-langkah yang diambil selama penurunan sebelumnya.

Menurut ekonom yang disurvei Bloomberg, pendekatan hati-hati itu mungkin akan mengakibatkan bank sentral Tiongkok (PBOC) mempertahankan suku bunga kebijakan utama, meskipun deflasi terbukti dalam perekonomian bulan lalu. Data juga menunjukkan penurunan pinjaman pada Juli karena konsumen dan bisnis mengekang pengeluaran.
 
"Dengan CPI jatuh ke deflasi, ekspor berkontraksi lebih lanjut dan sektor properti masih berjuang, kami melihat insentif bagi pemerintah untuk memanfaatkan sepenuhnya ruang fiskal di bawah anggaran yang disetujui untuk menstabilkan pertumbuhan," jelas Kepala Ekonom untuk China Raya dan Asia Utara di Standard Chartered Ding Shuang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)