Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Angga Bratadharma • 19 August 2023 20:35
Jakarta: Pelaku bisnis harus terus memperkuat keamanan digitalnya guna memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Hal itu penting sejalan dengan kejahatan siber kian marak terjadi sehingga memperkokoh keamanan menjadi kewajiban untuk keberlanjutan bisnis di masa mendatang.
Hal itu yang membuat PT Integra Mitra Solusi (IMS), distributor keamanan di Indonesia, berinovasi dan menunjukkan kesiapannya untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia keamanan. Upaya itu dilakukan melalui tiga merek baru yang harapannya bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bisnis di Indonesia.
"Kami mengapresiasi ketiga mitra kami antara lain NetworkOptix, Kecilin, dan ZKTeco yang telah mempercayakan IMS memasarkan dan mengenalkan produknya untuk menjangkau pasar di Indonesia. Juga menjadikan langkah awal dalam ekspansi kami," kata Manager Comercial Davis Hartanto, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 19 Agustus 2023.
Channel Manager ZKTeco Indonesia Rizky menambahkan pentingnya teknologi pengenalan biometrik. "Teknologi biometrik memungkinkan identifikasi personal yang akurat dan aman, memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari berbagai situasi kehidupan sehari-hari," ungkapnya
Penipuan transaksi digital di Indonesia marak
Di sisi lain, praktik penipuan transaksi digital di Indonesia masih marak terjadi dengan berbagai modus. Berdasarkan data dari Kominfo RI, jumlah korban penipuan daring mencapai 130 ribu orang pada 2022, meningkat dibandingkan dengan 2021 yang hanya berjumlah 115.756 kasus.
Tingginya jumlah kasus ini salah satunya dipicu oleh masih rendahnya indeks literasi digital di Indonesia yang hanya sebesar 3,54 poin dari skala 1-5, dengan pilar keamanan digital memperoleh nilai terendah yakni hanya sebesar 3,12 poin dari skala 1-5.
Potensi penipuan saat bertransaksi digital juga semakin meningkat seiring tren belanja daring yang saat ini kian menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Data menunjukkan sebanyak 84,3 persen pengguna memilih untuk menggunakan dompet digital sebagai pilihan pembayaran saat berbelanja daring, diikuti penggunaan Paylater 45,9 persen.
SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan kebiasaan belanja daring masyarakat yang diikuti dengan semakin meningkatnya transaksi digital perlu diimbangi pemahaman masyarakat tentang cara bertransaksi digital yang aman. Terlebih saat ini modus penipuan transaksi digital semakin beragam.
"Hal ini lantas menjadi tantangan industri yang memerlukan langkah serius dan kolaborasi dari masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, terutama melihat dampak dan kerugian yang ditimbulkan akibat modus penipuan ini pun semakin masif," kata Indina.