Kehancuran akibat kebakaran hutan yang melanda Hawaii, Amerika Serikat. Foto: Associated Press
Medcom • 14 August 2023 17:54
Kahului: Kebakaran hutan terbesar di Amerika Serikat (AS) menewaskan lebih dari 100 korban jiwa. Lambannya kinerja pemerintah dalam menangani kasus ini menyulut kemarahan warga.
Aparat setempat menyebut, 98 orang dinyatakan meninggal dunia dan kemungkinan jumlahnya akan bertambah.
Api yang menyulut sejak Rabu pagi menyebar sangat cepat dan nyaris menghanguskan kota pesisir bersejarah di Pulau Maui. Korban yang selamat bersaksi, saat itu mereka tidak mendapat peringatan apapun.
Senator Hawaii Mazie Hirono menolak untuk memberikan komentar apapun perihal kelalaian pemerintah dalam memberikan peringatan. Ia mengatakan pihaknya tengah menunggu hasil penyelidikan jaksa agung negara bagian.
"Saya tidak akan membuat alasan apapun untuk tragedi ini," kata Hirono kepada State of The Union, dikutip dari Malay Mail, Senin 14 Agustus 2023.
Kebakaran di Maui merusak lebih dari 2.000 bangunan. Berdasarkan perkiraan resmi, total kerugian bencana ini diperkirakan mencapai USD5,5 miliar dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Baca: Tak Ada WNI Jadi Korban Kebakaran Hutan di Hawaii.
Kepala Polisi Maui, John Pelletier menyebut, kondisi jenazah yang berhasil ditemukan dalam keadaan sangat buruk akibat api yang melelehkan logam.
"Pada saat kami mengambil mayatnya, kondisi hancur berantakan" ucap Pelletier.
Akibatnya proses identifikasi sulit dilakukan. Polisi menghimbau warga yang merasa kehilangan kerabatnya untuk menyerahkan sampel DNA untuk mempercepat proses penyelamatan.
Kesiapan pihak berwenang dalam menghadapi bencana pun dipertanyakan, Dalam rencana manajemen daruratnya tahun lalu, negara bagian Hawaii mengklasifikasikan resiko kebakaran hutan terhadap manusia sebagai ‘rendah’.
Namun tampaknya sejumlah peringatan yang dirancang untuk melindungi warga dari dampak bencana tak berfungsi semestinya.
Dilansir dari Malay Mail, Senin, 14 Agustus 2023 selama krisis, pemadaman listrik marak terjadi di Maui, mengakibatkan warganya sulit mendapatkan peringatan darurat dari ponselnya.
Tidak ada sirine darurat yang berbunyi dan warga Lahaina baru menyadari kobaran api ketika melihat tetangganya berlarian.
"Gunung di belakang kami terbakar dan tidak ada yang memberitahu kami," kata salah satu penduduk Vilma Reed, kepada AFP.
Baca: Korban Tewas Kebakaran di Hawaii Capai 93 Orang, Pencarian Terus Berlanjut.
Merespons kemarahan warga yang kian meningkat, Hirono mengatakan kepada CNN, ia paham dengan frustasi yang dirasakan masyarakat akibat syok dan kehilangan.
Pada Sabtu, 12 Agustus 2023 sejumlah warga menunggu selama berjam-jam agar diberi akses untuk menyapu abu atau mencari hewan peliharaan dan orang terkasih. Namun polisi memperingatkan bahwa siapapun yang memasuki zona bencana akan didenda hingga pidana. (Hillary Sitohang)