Mata uang rubel rusia. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 15 August 2023 16:42
London: Pemerintah Rusia berusaha memperkuat laju mata uang Rubel Rusia yang mencapai nilai terendah sejak awal pekan ini. Hal ini karena pihak Rusia berusaha meningkatkan pengeluaran militer dan sanksi Barat membebani ekspor energinya.
Melansir Business Times, Selasa, 15 Agustus 2023, hal Ini menyebabkan bank sentral Rusia mengumumkan pertemuan darurat untuk meninjau suku bunga utamanya, meningkatkan kemungkinan kenaikan biaya pinjaman yang akan mendukung rubel.
Mata uang Rusia telah melampaui 101 rubel terhadap dolar AS dan melanjutkan penurunan nilainya lebih dari sepertiga sejak awal tahun dan mencapai level terendah dalam hampir 17 bulan terakhir.
Pertemuan itu ditetapkan setelah penasihat ekonomi Presiden Vladimir Putin, Maksim Oreshkin, menyalahkan lemahnya rubel pada kebijakan moneter yang longgar.
Dia mengatakan rubel yang kuat adalah untuk kepentingan ekonomi Rusia dan mata uang yang lemah memperumit restrukturisasi ekonomi dan berdampak negatif pada pendapatan riil masyarakat. Oreshkin mengatakan bank sentral Rusia memiliki semua alat yang diperlukan untuk menstabilkan situasi ekonomi.