Twitter. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 22 June 2023 13:05
California: Mantan pekerja menggugat Twitter karena dianggap gagal membayar pekerja jutaan dolar dalam bonus yang dijanjikan. Hal ini sekaligus menambah setumpuk kasus pengadilan yang diajukan sejak Elon Musk mengakuisisi perusahaan media sosial itu.
Melansir Channel News Asia, Kamis, 22 Juni 2023, Mark Schobinger, yang merupakan direktur senior kompensasi Twitter keluar dari perusahaan bulan lalu, mengajukan gugatan perwakilan kelompok di pengadilan federal San Francisco pada Selasa, 21 Juni 2023.
Schobinger mengatakan, sebelum dan setelah Musk membeli Twitter tahun lalu, perusahaan berjanji kepada karyawan mereka akan menerima 50 persen dari target bonus mereka untuk 2022. Tetapi pembayaran itu tidak pernah terwujud, menurut gugatan tersebut, yang menuduh Twitter melanggar kontrak.
Pengacara Schobinger, Shannon Liss-Riordan, mewakili mantan pekerja Twitter dalam beberapa tuntutan hukum lainnya dan sekitar 2.000 kasus arbitrase individu yang berasal dari PHK massal yang diperintahkan oleh Musk tahun lalu.
Twitter dalam kasus tersebut dituduh gagal membayar pesangon yang dijanjikan dan menargetkan karyawan perempuan dan pekerja penyandang disabilitas untuk menerima PHK. Perusahaan membantah melakukan kesalahan tersebut.
Banyak tuan tanah vendor, dan konsultan juga menggugat Twitter atas tagihan yang belum dibayar, beberapa di antaranya diwarisi Musk saat dia membeli perusahaan tersebut.
Twitter juga digugat di Delaware oleh tiga mantan eksekutif termasuk mantan CEO Parag Agrawal yang mengatakan Twitter mengingkari kewajiban untuk mengganti lebih dari USD1 juta biaya hukum yang mereka keluarkan untuk menanggapi permintaan dari regulator pemerintah.