Jeda Kenaikan Suku Bunga Bisa Dorong Pasar Modal di Asia

Ekonomi Asia. Foto: Unsplash.

Jeda Kenaikan Suku Bunga Bisa Dorong Pasar Modal di Asia

Arif Wicaksono • 20 June 2023 14:56

Sydney: Pembuat kebijakan di Asia mengandalkan jeda kenaikan suku bunga secara global dan pemulihan ekonomi di Tiongkok. Hal ini dilakukan untuk menyalakan kembali aktivitas di pasar modal ekuitas kawasan, setelah volume pada semester pertama tahun ini merosot ke level terendah dalam empat tahun.

Menurut data Refinitiv, volume pasar modal ekuitas Asia Pasifik paruh pertama turun 16 persen menjadi USD117,2 miliar dari periode yang sama pada 2022, termasuk penurunan 34 persen dalam penawaran umum perdana (IPO) menjadi USD34,3 miliar.

Aktivitas flatlining telah mendorong beberapa bank seperti Goldman Sachs untuk mulai memberhentikan staf di hampir semua divisi perbankan investasi utama.

"Agar sentimen investor kembali untuk IPO, kita perlu melihat lingkungan suku bunga yang lebih stabil di AS, lebih banyak stimulus ekonomi dari Tiongkok dan latar belakang geopolitik yang membaik," kata Kepala Pasar Modal Ekuitas Asia Pasifik di Morgan Stanley Cathy Zhang, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 20 Juni 2023.

Di tabel liga global, Tiongkok sekarang memegang dua tempat teratas untuk IPO. Perusahaan yang terdaftar di Pasar STAR Shanghai mengumpulkan USD10,1 miliar pada semester pertama, hampir dua kali lipat hasil kesepakatan New York, sementara perusahaan yang memulai debutnya di pasar ChiNext Shenzhen mengumpulkan USD8,1 miliar.

Hong Kong, yang secara tradisional dikenal sebagai tempat listing global utama, mengumpulkan hanya USD1,9 miliar pada semester pertama, sementara Indonesia muncul sebagai titik terang yang langka di kawasan ini dengan penjualan saham baru sebesar USD1,6 miliar.

Terlepas dari penurunan yang sedang berlangsung, para bankir bertaruh pada stabilitas suku bunga secara global dan pemulihan ekonomi Tiongkok didorong oleh langkah-langkah stimulus untuk meningkatkan aktivitas kesepakatan dalam enam bulan ke depan.

"Kami berharap untuk melihat lebih banyak aktivitas IPO di paruh kedua dan mulai melihat beberapa greenshot di AS dan Eropa," kata Co-Head of Asia Equity Capital Market Citigroup Udhay Furtado.

"Kebijakan moneter adalah penggerak (makro) nomor satu (untuk mendukung kondisi penerbitan). Ini mempengaruhi sentimen, mempengaruhi volatilitas dan valuasi. Secara agregat itulah faktor terbesar," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)