Ilustrasi. FOTO: Medcom
Angga Bratadharma • 13 June 2023 12:37
Pluang, aplikasi investasi multi-aset di Indonesia, memperluas akses investor ritel dengan memfasilitasi pilihan investasi saham Amerika Serikat (AS) hingga lebih dari 600 pilihan aset, atau 10 kali lipat dari jumlah aset sebelumnya. Masyarakat Indonesia memiliki kesempatan meraih potensi finansial lebih luas di pasar saham terbesar di dunia itu.
Bahkan, Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menegaskan, keuntungan itu bisa didapatkan hanya dengan berinvestasi mulai dari USD0,30 (
Hal ini, tambahnya, merupakan solusi bagi sebagian masyarakat yang masih menjalani perilaku pola hidup konsumtif yang diharapkan menjadi lebih produktif dengan bisa langsung memiliki saham dari berbagai merek yang mereka gunakan atau konsumsi sehari-hari.
"Inklusi keuangan menjadi komitmen jangka panjang dan prinsip utama dalam menciptakan berbagai inovasi produk, termasuk 500+ pilihan baru saham AS yang tersedia mulai dari sektor teknologi, farmasi, consumer goods, sampai ke klub sepak bola," tuturnya.
Ia menambahkan ada potensi pasar Indonesia yang terus menunjukkan resiliensi dan penguatan, dari sisi pola konsumsi masyarakat, indeks penjualan ritel dan perilaku konsumtif masyarakat yang masih tinggi, dengan inflasi yang relatif moderat di tingkat 5,0 persen (yoy).
Hal itu sejalan dengan proyeksi IMF, bahwa kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia merupakan pangsa pasar luar biasa besar bagi perusahaan-perusahaan global yang tercatat di bursa saham AS. Oleh karena itu, kinerja emiten-emiten tersebut masih memiliki potensi untuk bertumbuh pesat.
"Pluang mencatat pertumbuhan jumlah pengguna sampai dua kali lipat dan pertumbuhan aset kelolaan sampai lima kali lipat di saham AS dalam setahun terakhir," sebut Head of Financial Academy Pluang Imam Nugraha.
Ia menjelaskan bagaimana pilihan aset yang semakin luas ini memungkinkan investor mengeksplorasi berbagai pilihan saham sesuai momentum dan minat para investor yang semakin bertumbuh pesat. "Saham AS biasanya dikelompokan berdasarkan sektornya terlebih dahulu lalu melihat lebih dalam pada valuasi setiap perusahaan yang ada," pungkasnya.