Riza Aslam Khaeron • 18 December 2025 09:25
Jakarta: Menjelang tanggal 19 Desember, rakyat Indonesia kembali memperingati Hari Bela Negara (HBN) tahun 2025. Peringatan ini akan diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk upacara bersama, untuk mengenang momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Lalu, apa makna sejarah di balik hari tersebut dan tema apa yang diangkat tahun ini? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Bela Negara?
Menurut Panduan Peringatan Hari Bela Negara ke-77 dari Kementerian Pertahanan,
bela negara merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara—baik secara individu maupun kolektif—untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Hal ini dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta berpegang pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bela negara adalah kewajiban dasar setiap warga sekaligus suatu kehormatan yang diwujudkan melalui kesadaran, tanggung jawab, dan kesiapan berkorban demi pengabdian kepada negara.
Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan di persilangan dua benua dan dua samudra menjadikannya wilayah strategis dalam lalu lintas global. Perubahan dinamika di tingkat nasional, regional, dan global turut memengaruhi pola, bentuk, serta eskalasi ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan bangsa.
Dalam kondisi ini, bela negara menjadi karakter mental yang harus dimiliki oleh setiap warga agar selalu tangguh, adaptif, dan siaga menghadapi berbagai ancaman—baik dalam bentuk militer maupun nonmiliter—guna menciptakan efek tangkal (deterrent effect) yang kuat.
Sejarah Hari Bela Negara
Mandat Presiden/Wakil Presiden. (Istimewa)
Akar sejarah Hari Bela Negara merujuk pada peristiwa 19 Desember 1948, ketika Belanda melancarkan serangan mendadak ke Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota Republik Indonesia.
Serangan ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II (Operatie Kraai/Operasi Gagak) dan menjadi salah satu titik krusial dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam situasi genting tersebut, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan sejumlah pejabat tinggi pemerintahan ditawan.
Namun, sebelum penangkapan dilakukan, Presiden Soekarno mengambil langkah strategis dengan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Tema Hari Bela Negara 2025
Pada tahun 2025, peringatan Hari Bela Negara memasuki tahun ke-77 dengan mengusung tema:
“
Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju.”
Hari Bela Negara tidak lahir dari kondisi yang nyaman, melainkan dari krisis yang menguji eksistensi Republik. Dari pengalaman
PDRI, bangsa ini belajar bahwa negara dapat tetap berdiri ketika warganya memiliki keberanian, kecerdikan, dan solidaritas untuk menjaga kedaulatan.
Melalui tema “Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju”, HBN ke-77 mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengubah semangat sejarah menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari—baik di rumah, di tempat kerja, di ruang kelas, maupun di ruang digital—demi kemajuan Indonesia yang berlandaskan persatuan dan kesiapsiagaan nasional.