Serangkaian badai hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang menghantam 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin, 10 November 2025, menyebabkan ribuan warga terdampak dan ratusan rumah terendam. ANTARA/BPBD Kabupaten B
Silvana Febiari • 11 November 2025 11:27
Bima: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), melaporkan banjir dan angin kencang melanda wilayahnya. Peristiwa ini terjadi di 13 desa yang tersebar di lima kecamatan pada Senin, 10 November 2025.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima Nurul Huda mengungkapkan bencana tersebut dipicu curah hujan tinggi di daerah perbukitan. Akibatnya, air bah meluap dari sungai-sungai kecil ke permukiman warga.
"Sebagian besar wilayah sudah surut, namun tim masih melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan," katanya, dikutip dari Antara, Selasa, 11 November 2025.
Nurul mengatakan akibat banjir ini sebanyak 2.347 jiwa terdampak dan ratusan rumah terendam. Selain itu, sejumlah infrastruktur rusak akibat luapan air dan hempasan angin kencang.
Dari lima kecamatan yang diterjang banjir, Kecamatan Sanggar menjadi wilayah paling parah terdampak. Banjir merendam empat desa, masing-masing Desa Boro, Kore, Sandue, dan Taloko, dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 80 sentimeter.
"Di Desa Boro, banjir melanda 54 Kepala Keluarga (KK) atau 54 rumah di empat RT. Sementara di Desa Kore, sebanyak 138 KK atau 417 jiwa terdampak di enam RT. Di Desa Sandue, 61 rumah tergenang, sedangkan di Desa Taloko tercatat 54 rumah terendam," terangnya.
Sementara itu, angin kencang menerjang dua desa di Kecamatan Wawo, yakni Desa Pesa dan Maria. Sebanyak 15 rumah mengalami kerusakan, sebagian besar pada bagian atap.
"Tiang listrik dan pohon juga roboh menimpa rumah warga di Desa Pesa, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," ujarnya.
Selanjutnya banjir juga terjadi di tiga desa di Kecamatan Bolo, yakni Nggembe, Tumpu, dan Rada. Di Desa Nggembe, tercatat sebanyak 204 kepala keluarga (KK) atau 612 jiwa terdampak banjir. Dua dusun di wilayah tersebut terendam air dengan ketinggian antara 30 hingga 60 sentimeter.
Sementara itu, di Desa Tumpu, banjir menggenangi 32 rumah dan sempat menutup akses jalan provinsi lintas Sila–Donggo dengan genangan air setinggi 40 sentimeter. Di Desa Rada, air bah yang berasal dari arah Gunung Donggo menyebabkan drainase meluap hingga merendam 47 KK atau 145 jiwa.
Berikutnya, di Kecamatan Soromandi juga mengalami banjir di Desa Lewintana dan Bajo. Di Lewintana, 121 KK atau 382 jiwa terdampak, dan jalur provinsi lintas Sila-Donggo tergenang sepanjang 65 meter. Sedangkan di Bajo, genangan air menutup jalan hingga 30 sentimeter dan merendam empat lapak milik warga.
Sementara itu, di Kecamatan Wera, banjir menyebabkan tebing sungai di Desa Mandala dan Nangawera ambrol. Panjang tebing yang runtuh mencapai lebih dari 200 meter akibat derasnya arus air dari perbukitan.
.jpg)
Serangkaian badai hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang menghantam 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin, 10 November 2025, menyebabkan ribuan warga terdampak dan ratusan rumah terendam. ANTARA/BPBD Kabupaten Bima.
BPBD Kabupaten Bima memastikan tidak ada korban jiwa. Namun, sejumlah kebutuhan mendesak masih diperlukan di lapangan, antara lain bantuan tanggap darurat, logistik dan peralatan (logpal), atap seng/spandek, perbaikan infrastruktur darurat, serta ekskavator untuk pembersihan material lumpur dan sampah.
"Tim kami terus berkoordinasi dengan camat, aparat desa, TNI-Polri, serta dinas terkait untuk mempercepat penanganan," kata Nurul.
BPBD Kabupaten Bima berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB serta instansi teknis terkait lainnya. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penanganan darurat berjalan dengan cepat dan tepat sasaran.
Selain itu, Nurul mengimbau warga agar segera melapor ke posko desa, Babinsa, atau Bhabinkamtibmas apabila terjadi peningkatan debit air. Ia juga meminta masyarakat segera melapor jika ditemukan kerusakan infrastruktur akibat
cuaca ekstrem.
"Waspadai perubahan cuaca mendadak dan aliran air dari perbukitan. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan," katanya.