Siti Yona Hukmana • 23 October 2025 19:33
Jakarta: Kunjungan kerja Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara di Tiongkok pada 11-16 Oktober 2025 membuahkan hasil. Tiongkok melirik sejumlah potensi investasi di kawasan transmigrasi, yakni Papua Selatan dan Maluku Utara.
Hal ini dibahas dalam pertemuan Mentrans Iftitah bersama Duta Besar (Dubes) Tiongkok untuk Indonesia Wang Lutong, Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda. Menteri Transmigrasi Iftitah mengatakan ada beberapa hal yang ia bahas dalam pertemuan itu, pertama menindaklanjuti pertemuan dengan investor untuk pertanian, khususnya padi.
"Insya Allah nanti pada bulan November akan diajak ke Papua Selatan, karena di sana kami akan buat semacam, sudah dibuat, yaitu kawasan sentra pangan. Jadi kami nanti akan tinggal mengembangkan di sana," kata Iftitah di Kantor Kedutaan Besar Tiongkok, Jakarta, Kamis, 23 April 2025.
Iftitah mengatakan pada akhir tahun ini, akan ada investor yang datang ke Maluku Utara, khususnya ke Halmahera Utara terkait potensi ekspor kelapa. Iftitah mengatakan konsumsi kelapa di Tiongkok saat ini lebih dari 4 miliar butir. Namun, Tiongkok hanya mampu 1 miliar butir. Jadi, ada 3 miliar butir yang dibutuhkan Tiongkok.
"Itu total konsumsinya sekitar 80 sampai Rp120 triliun," ujar Iftitah.
Selain itu, Iftitah mengatakan Indonesia akan bekerja sama dengan Tiongkok untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan transmigrasi yang saat ini fokus pada pembangunan manusia.
Menurut Iftitah, pemerintah Tiongkok sedang membangun Lebaga Pendidikan Kerja (LPK) di Sofifi, Maluku Utara dan tengah dikembangkan. Iftitah menyatakan keinginannya untuk dibangun juga di Papua Selatan.
Lebih lanjut, Iftitah mengaku tengah mengembangkan kerja sama dalam bidang perikanan. Kerja sama ini sudah terbangun di Morotai, dan akan terus dikembangkan. Iftitah mengatakan pemerintah Tiongkok juga tertarik untuk pengembangan kerja sama perikanan di Papua Selatan.
"Ini juga yang akan kami kerjakan ke depan," ucap purnawirawan TNI itu.
Tak kalah penting, pada Desember nanti Indonesia akan melakukan bisnis forum, yang difasilitasi pemerintah Tiongkok di Jakarta. Nantinya, akan mendatangkan ribuan pengusaha investor dari Tiongkok.
Para gubernur nantinya memaparkan apa saja potensi yang ada di masing-masing kawasan transmigrasi di hadapan para investor tersebut. Bisa juga usulan baru terkait rencana kawasan transmigrasi.
"Kita tahu hari ini bahwa kawasan transmigrasi sudah bertransformasi menjadi kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi, sehingga nanti potensi-potensi itulah yang akan kita jual ke para investor," ujar Iftitah.
Iftitah menekankan fokus dari investasi ini hanya kepada modal, teknologi, dan offtaker atau pembeli. Sementara untuk lahan dan tenaga kerja, akan memberdayakan masyarakat lokal setempat.
Iftitah menyampaikan tenaga kerja asing selalu menjadi isu sensitif dalam kerja sama perekonomian antara Tiongkok dengan Indonesia. Tiongkok sangat menyadari itu dan mendorong pemberdayaan masyarakat lokal.
"Tadi kita juga bicara, tapi ini akan lebih kita konkretkan lagi, ini rencana sister province begitu, antara province yang ada di Tiongkok dengan yang ada di Indonesia, khususnya Maluku Utara dengan Papua Selatan," pungkas Iftitah.
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara/Metro TV/Siti
Respon Gubernur Maluku Utara kedatangan investor Tiongkok
Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda langsung merespons terkait akan adanya investor Tiongkok yang masuk ke Maluku Utara. Khususnya, melihat potensi ekspor kelapa ke Tiongkok.
Sherly mengatakan selain kelapa, Dubes Tiongkok juga membahas pertanian, perikanan, pendidikan, dan pariwisata di Maluku Utara maupun di Papua Selatan. Sherly mengapresiasi pertemuan yang mendatangkan perekonomian di wilayahnya.
Sherly menyebut setelah Dubes Tiongkok Wang Lutong kunjungan ke Maluku Utara dan Papua Selatan akan ada forum bisnis yang difasilitasi Dubes Tiongkok untuk bertemu dengan para investor kamar dagang Tiongkok. Forum bisnis ini nantinya akan menentukan terwujudnya investasi ke depan.
"Selanjutnya setelah itu kita lihat, mudah-musahan ada follow up selanjutnya yang lebih konkret dengan mereka berkunjung kembali ke Maluku Utara dan Papua Selatan," ucap Sherly.