Perjuangan Mohammad Hatta di Belanda: Diplomasi Intelektual Menuju Kemerdekaan Indonesia

Perjalanan perjuangan Mohammad Hatta jadi bab penting perjuangan kemerdekaan. Foto: unesco.or.id

Perjuangan Mohammad Hatta di Belanda: Diplomasi Intelektual Menuju Kemerdekaan Indonesia

Fajar Nugraha • 20 October 2025 10:43

Jakarta: Mohammad Hatta adalah bagian yang tak bisa dilepaskan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Hatta muda memiliki kegelisahan melihat bangsanya yang terlalu lama dijajah kolonial.

Namun Hatta, memulai perjuangannya dari Belanda yang kemudian dibawa ke Indonesia.

Perjalanan perjuangan Mohammad Hatta di Belanda pada periode 1921–1932 menjadi salah satu bab penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui jalur intelektual dan diplomatik, Hatta menanamkan semangat nasionalisme di kalangan mahasiswa Indonesia di Eropa dan memperkenalkan cita-cita kemerdekaan Indonesia ke dunia internasional.

Hatta tiba di Belanda pada 1921 untuk menempuh pendidikan di Rotterdam School of Commerce (kini Erasmus University Rotterdam). Namun, perjuangannya tidak berhenti pada bidang akademik. Ia segera bergabung dengan Indische Vereeniging pada 1922, organisasi mahasiswa Indonesia yang awalnya bersifat sosial.

Di tangan Hatta dan rekan-rekannya, organisasi ini bertransformasi menjadi wadah perjuangan politik yang menentang kolonialisme Belanda. Transformasi ini ditegaskan dengan perubahan nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) pada 1924, di mana Hatta menegaskan semboyan baru: “Indonesia harus merdeka atas kekuatan sendiri.”

Menjabat Ketua Perhimpunan Indonesia dari 1926 hingga 1930, Hatta memimpin organisasi itu dengan pendekatan diplomasi modern dan berbasis ide. Ia mengarahkan PI untuk menjadi wadah perjuangan yang tidak hanya menentang kolonialisme, tetapi juga membangun citra Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan berhak menentukan nasibnya sendiri.

Melalui majalah Indonesia Merdeka yang diterbitkan pada 1926, Hatta menyebarkan ide-ide nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial kepada masyarakat internasional. Tulisan-tulisan dalam majalah itu menjadi sarana efektif untuk menanamkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa Indonesia di Eropa.

Pada 10 September 1927, perjuangan Hatta menghadapi ujian ketika ia ditangkap bersama tiga tokoh PI lainnya oleh pemerintah Belanda. Mereka dituduh menyebarkan ide revolusioner yang mengancam ketertiban kolonial.

Namun, dalam sidang di Den Haag pada 22 Maret 1928, Hatta menyampaikan pembelaan monumental berjudul “Indonesia Merdeka.” Dalam pidato itu, ia menegaskan bahwa perjuangan rakyat Indonesia bukan tindakan subversif, melainkan hak moral bangsa untuk merdeka.

Pembelaan tersebut menggema luas dan menjadikan Hatta simbol nasionalisme intelektual. Akhirnya, ia dibebaskan dari segala tuduhan, yang justru semakin menguatkan reputasinya di kalangan internasional.

Selain melalui pengadilan, Hatta juga memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat diplomasi internasional. Dalam Kongres Mahasiswa Asia di Brussel pada 1928, ia menyampaikan pidato “Indonesia Vrij” (Indonesia Merdeka), yang memperkenalkan perjuangan rakyat Indonesia di forum global. Langkah tersebut memperlihatkan bagaimana Hatta menggunakan pendekatan politik luar negeri dan jaringan intelektual untuk mendukung kemerdekaan tanah air.

Hatta kembali ke Indonesia pada Juli 1932, setelah lebih dari satu dekade berjuang di negeri orang. Ia pulang bukan hanya sebagai sarjana ekonomi, tetapi sebagai pemimpin ideologis yang membawa visi nasionalisme modern.

Pengalaman dan perjuangannya di Belanda memperlihatkan bahwa kemerdekaan tidak hanya diperjuangkan dengan senjata, tetapi juga dengan gagasan, diplomasi, dan moral intelektual. Melalui kiprahnya di Eropa, Mohammad Hatta berhasil menegakkan citra Indonesia sebagai bangsa yang matang secara politik dan berdaulat secara moral di mata dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)