Rantai Pasok Bahan Baku, Kunci Penggerak Ekonomi Lokal

Anggota DPR RI Komisi IX Zainul Munasichin. Istimewa

Rantai Pasok Bahan Baku, Kunci Penggerak Ekonomi Lokal

Al Abrar • 11 August 2025 20:57

Sukabumi: DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menggelar sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), program prioritas nasional gagasan Presiden Prabowo Subianto. 

Kegiatan bertema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia” ini berlangsung di Madrasah Diniyah Nurul Hidayah, Cilawang, Panumbangan, Jampang Tengah, dihadiri ratusan warga setempat.

Hadir dalam acara ini Anggota DPR RI Komisi IX Zainul Munasichin, Tenaga Ahli Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN Ande Citra Restiawan, serta perwakilan BGN Yasmien Nuur Ditrie.

Dalam sambutannya, Zainul mengapresiasi BGN yang menjadi motor pelaksanaan MBG. Ia menegaskan, sosialisasi ini penting agar masyarakat memahami mekanisme program dan terlibat aktif melalui pembentukan Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) sesuai pedoman yang berlaku.

“MBG bukan sekadar menyediakan makanan bergizi bagi pelajar, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, tapi juga diharapkan menjadi pengungkit ekonomi daerah,” ujarnya.

Satu dapur SPPG diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja 45–50 orang, selain menggerakkan ekonomi lokal lewat pengadaan bahan baku dari petani, nelayan, koperasi, dan BUMDes.

Ande Citra menjelaskan, sasaran program MBG terbagi dua: peserta didik (PAUD hingga sekolah adat) dan non-peserta didik (ibu hamil, menyusui, dan balita).

Peserta didik menerima makanan bergizi setiap hari sekolah. Non-peserta didik mendapat jatah dua kali per minggu melalui kolaborasi Posyandu dan Puskesmas.

Satu dapur SPPG mampu melayani 3.000–3.500 penerima manfaat. Tujuannya mencetak generasi sehat, cerdas, dan berkualitas, sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga kurang mampu.

Yasmien Nuur Ditrie menambahkan, MBG memiliki tiga misi utama: Membentuk kebiasaan makan sehat dan seimbang, mengurangi ketergantungan pada makanan instan. Selain itu juga meningkatkan literasi gizi melalui sekolah dan media informasi.

Serta, menjadikan gizi sebagai budaya hidup berkelanjutan berbasis pangan lokal.

Ia menegaskan, keberhasilan MBG membutuhkan kolaborasi lintas sektor: tenaga kesehatan, pendidik, dan orang tua harus bersinergi dalam membangun kebiasaan makan sehat di rumah.

Kesuksesan program, tegasnya, tidak hanya diukur dari jumlah porsi yang dibagikan, melainkan dari tumbuhnya kesadaran kolektif untuk menjalankan pola makan bergizi secara berkelanjutan. Dengan kerja sama yang solid, MBG diyakini akan menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Al Abrar)