Jemaah haji dunia. Dokumentasi/ Kemenag
Surabaya: Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugiyo, menyampaikan sejumlah imbauan penting kepada jemaah menjelang puncak ibadah haji, khususnya masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Menurut Sugiyo, salah satu keunggulan jemaah gelombang kedua adalah kondisi fisik yang umumnya masih prima saat tiba di Arab Saudi karena jarak waktu keberangkatan yang relatif dekat dengan puncak ibadah.
"Stamina mereka masih segar dari rumah, sehingga ketika masuk masa Armuzna, fisik masih kuat," kata Sugiyo dikutip, Senin, 26 Mei 2025.
Sugiyo mengungkapkan adanya tantangan, terutama karena operasional Bus Sholawat akan dihentikan sementara menjelang Armuzna. Hal ini kerap menimbulkan kebingungan di kalangan jemaah yang baru tiba dan harus melaksanakan umrah wajib.
"Mereka baru tiba dan perlu umrah, tapi tiga hari menjelang Armuzna, Bus Sholawat tidak beroperasi. Ini bisa menjadi dilema tersendiri," jelasnya.
Untuk menghindari risiko kelelahan, Sugiyo mengimbau agar jemaah tidak memaksakan diri pergi ke Masjidil Haram ketika layanan transportasi belum tersedia. Ia menekankan bahwa ibadah di sekitar maktab tetap memiliki nilai pahala yang besar.
"Beribadah di maktab sama nilainya dengan ibadah di Masjidil Haram. Jangan memaksakan diri, utamakan kesehatan," ungkapnya.
Sugiyo juga mengingatkan bahwa inti dari ibadah haji terletak pada pelaksanaan wukuf di Arafah. Oleh karena itu, ia berharap jemaah memprioritaskan menjaga stamina fisik dan mental demi menyempurnakan rukun haji tersebut.
"Wukuf di Arafah adalah puncak ibadah. Jika tidak wukuf, hajinya tidak sah. Jadi, jangan lewatkan kesempatan sekali seumur hidup ini," ujarnya.
Hingga malam ini, Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 81 kloter dengan total 30.794 jemaah atau sekitar 84 persen dari total kuota 36.845 orang. Sementara itu, empat kloter terakhir 82, 83, 84, dan 85 telah mulai memasuki asrama haji hari ini.
Streaming